Jakarta Memerlukan Penanganan Penurunan Muka Tanah Masuk ke Zona Kritis

by -69 Views

Kondisi Cekungan Air Tanah (CAT) Jakarta saat ini telah memasuki zona kritis dan rusak akibat eksploitasi air tanah di atas batas normal yang direkomendasikan. Eksploitasi air tanah telah mencapai 40%, melebihi batas aman sebesar 20%. Direktur Eksekutif Walhi Jakarta, Suci Fitria Tanjung mengatakan bahwa kerusakan ini akan memiliki dampak lingkungan yang serius, seperti kontaminasi air akuifer dan penurunan permukaan tanah.

Salah satu dampak yang terlihat adalah kondisi geologi di Jakarta Utara, di mana tanah sudah berada di bawah permukaan air laut. Mengendalikan pengambilan air tanah menjadi salah satu cara untuk mengatasi penurunan tanah. Walhi Jakarta mendorong pemerintah untuk meningkatkan ruang permukaan hijau agar dapat menyerap air ke dalam tanah.

Selain itu, tata kelola air untuk kebutuhan Jakarta juga perlu diperhatikan. Kebutuhan air di DKI Jakarta mencapai 24.000 liter per detik, namun kapasitas produksi PAM Jaya hanya 20.225 liter per detik, menyebabkan defisit kebutuhan air bersih sekitar 4.000 liter per detik. Data menunjukkan bahwa akses terhadap layanan air minum layak hanya mencapai 65,41%, jauh dari mencukupi kebutuhan per kapita Jakarta.

Untuk itu, diperlukan keseriusan pemerintah dalam mengelola air dan menjaga keseimbangan ekosistem air tanah di Jakarta.