THE LEADERSHIP OF SULTAN AGUNG ADI PRABU HANYAKRAKUSUMA, INDONESIAN NATIONAL LEADER

by -33 Views

Oleh: Prabowo Subianto [diambil dari Buku: Catatan Kepemimpinan Militer dari Pengalaman Bab I]

Seringkali, pasukan kolonial tidak perlu perang untuk merebut kekuasaan di Nusantara. Terkadang, yang harus mereka lakukan hanyalah memberikan hadiah atau memberi sogok kepada para raja yang berkuasa. Namun, dalam sejarah Nusantara, ada beberapa sultan dan raja yang loyalitasnya tidak bisa dibeli oleh Belanda. Mereka memahami strategi ekonomi Belanda, dan mereka menolak untuk tunduk kepada janji manfaat ekonomi dan perhiasan.

Salah satu sultan yang teguh dalam sikapnya menentang Belanda adalah Sultan Agung. Meskipun tidak berhasil merebut Batavia dari tangan Belanda, keteguhan dan semangat yang ditunjukkannya untuk mengusir VOC (Perusahaan Hindia Timur Belanda) sudah cukup untuk memberinya tempat dalam sejarah. Sampai akhir hayatnya, Sultan Agung tidak pernah tunduk pada tawaran yang diberikan oleh VOC meskipun menarik baginya secara pribadi.

Indonesia telah mengalami ratusan tahun kolonisasi oleh kekuatan asing. Portugis, Belanda, Inggris, Prancis, dan Jepang telah pada berbagai waktu menguasai Indonesia. Prancis menguasai Indonesia di bawah pemerintahan Napoleon selama masa Gubernur Jenderal Daendels. Daendels diangkat untuk memerintah Indonesia oleh saudara Napoleon, Raja Belanda.

Di masa pra-kemerdekaan itu, para penjajah mengambil kekayaan kita dengan paksa. Mereka menyulitkan rakyat kita. Seringkali, pasukan kolonial tidak memerlukan tindakan perang apapun untuk merebut kekuasaan di Nusantara. Kadang-kadang, yang mereka lakukan hanyalah memberikan hadiah atau memberi sogok kepada para raja yang berkuasa. Jika seseorang mengunjungi museum-museum Belanda hari ini, seperti Rijksmuseum di Amsterdam, di museum tersebut seseorang dapat melihat sendiri hadiah-hadiah mewah yang diberikan Belanda kepada para pemimpin Indonesia saat itu, sult…
(div continue in the next message due to character limit)

Source link