Calon Bupati Ditantang Mencari Solusi Ekstrem untuk Kemacetan di Puncak Bogor yang Lebih dari 12 Jam

by -135 Views
Calon Bupati Ditantang Mencari Solusi Ekstrem untuk Kemacetan di Puncak Bogor yang Lebih dari 12 Jam

Kemacetan parah di wilayah Jalan Raya Puncak, Kabupaten Bogor selama lebih dari 12 jam tidak dapat dihindari. Foto/Instagram TXT Puncak Bogor

BOGOR – Kawasan pariwisata Puncak, Kabupaten Bogor tetap menjadi destinasi utama untuk menghabiskan waktu selama libur panjang atau long weekend Maulid Nabi Muhammad SAW dari tanggal 14 hingga 16 September 2024. Akibatnya, kemacetan parah di wilayah Puncak selama lebih dari 12 jam tidak terhindarkan.

Para calon Bupati Bogor yang bertarung dalam Pilkada 2024 ditantang untuk memiliki solusi ekstrem terhadap masalah kemacetan di Jalan Raya Puncak yang sering terjadi. Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno mengatakan bahwa masalah kemacetan di Puncak merupakan isu menarik bagi calon kepala daerah (cakada) yang akan bersaing dalam Pilkada Kabupaten Bogor.

Ia menantang agar Bupati baru nantinya dapat mengembangkan sistem transportasi sehingga masyarakat Jakarta dan sekitarnya dapat berwisata tanpa menggunakan kendaraan pribadi. “Libur panjang bukan hanya terjadi kali ini saja, Puncak memang merupakan destinasi wisata yang ramai menjadi alternatif terdekat dari Jakarta. Sekarang ini menjadi isu menarik bagi calon Bupati Bogor, salah satunya adalah menerapkan angkutan umum ke sana,” kata Djoko kepada SINDOnews, Senin (16/9/2024).

“Dengan adanya angkutan utama dan angkutan pendukung di lokasi, serta pengembangan transportasi di kawasan perumahan dan wisata, harus ada sistem transportasi untuk mendorong masyarakat menggunakan angkutan umum. Daerah wisata kita berbeda dengan negara lain yang lebih mengandalkan angkutan umum. Jika kita tetap menggunakan kendaraan pribadi, apakah bupati baru memiliki keberanian untuk memberlakukan program ekstrem tersebut,” tambahnya.

Djoko juga menilai bahwa kebijakan ganjil genap di wilayah Puncak belum optimal. Menurutnya, beberapa masyarakat memiliki dua mobil atau bahkan memiliki plat nomor ganda sehingga petugas kepolisian tidak dapat menghentikan mereka.

“Tidak bisa dilakukan karena aturan ganjil genap tidak efektif, banyak masyarakat yang memiliki dua mobil, atau bahkan plat nomor ganda sehingga petugas polisi tidak dapat menghentikan mereka. Sistem ganjil genap belum berjalan secara maksimal, berbeda dengan di Jakarta,” ujarnya.

Djoko menegaskan bahwa sistem ganjil genap tidak cukup menarik untuk menjadi solusi kemacetan di wilayah Puncak selama libur panjang. Ia mengusulkan untuk adanya transportasi publik dan angkutan pendukung menuju kawasan wisata Puncak.

“Saat ini sistem ganjil genap sudah tidak cukup efektif, oleh karena itu diperlukan adanya angkutan umum menuju ke sana. Di sepanjang kawasan tersebut harus ada transportasi publik, setelah mendapatkan penataan baik untuk pedagang, sekarang penting untuk meningkatkan kebijakan transportasi publik di sana dengan adanya rute angkutan umum,” pungkasnya. (rca)