Uni Eropa: Larangan Penggunaan Serat Karbon?

by -22 Views

Produsen mobil menggunakan serat karbon sebagai cara untuk menjaga kendaraan mereka tetap ringan namun tetap kuat. Para pembuat mobil sport dan mobil listrik sangat menyukai bahan yang ringan ini karena kemampuannya dalam menjaga daya tahan dan menghemat berat kendaraan. Namun, Uni Eropa memiliki pandangan berbeda mengenai serat karbon, menganggapnya sebagai “bahan berbahaya” berdasarkan hukum Uni Eropa yang dapat menimbulkan ancaman bagi puluhan produsen mobil.

Amandemen yang diusulkan oleh Parlemen Eropa bertujuan untuk menambahkan serat karbon ke dalam daftar bahan berbahaya Uni Eropa. Beberapa bahan lain yang termasuk dalam daftar ini adalah timbal, kadmium, merkuri, dan kromium heksavalen yang masih digunakan dalam manufaktur otomotif dan pesawat terbang secara terbatas.

Uni Eropa meyakini bahwa filamen serat karbon dapat tersebar di udara dan berpotensi berbahaya jika bersentuhan dengan kulit manusia, sehingga mereka ingin mencantumkan serat karbon ke dalam revisi Petunjuk Kendaraan Akhir Masa Pakai Uni Eropa. Jika amandemen ini disetujui, akan berlaku mulai tahun 2029 dan memaksa perusahaan-perusahaan untuk secara bertahap menghentikan penggunaan serat karbon dalam produksinya.

Reaksi pasar tidak terhindarkan setelah pengumuman tersebut, dengan saham produsen serat karbon Jepang yang turun tajam. Merek-merek Asia seperti Teijin, Toray Industries, dan Mitsubishi Chemical akan terkena dampak paling parah, menguasai 54 persen pasar manufaktur serat karbon di seluruh dunia. Namun, produsen mobil sport dan supercar, serta produsen kendaraan listrik seperti BMW, Hyundai, Lucid, dan Tesla juga dipastikan akan merasakan dampak dari larangan ini.

Meskipun industri serat karbon bernilai besar, dengan perkiraan senilai $5,5 miliar pada tahun 2024, amandemen ini mungkin akan menghadapi tentangan keras dari sektor pesawat terbang dan otomotif sebelum akhirnya dijadikan undang-undang. Sebuah langkah kontroversial yang bisa memengaruhi banyak produsen mobil dan industri terkait di masa depan.

Source link