Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul menggarisbawahi bahwa calon siswa Sekolah Rakyat harus berasal dari keluarga tidak mampu sesuai data resmi pemerintah. Hal ini disampaikan saat bertemu dengan 50 calon siswa dan orang tua mereka di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Padang, Sumatera Barat. Gus Ipul melakukan kunjungan ke Padang untuk memastikan kesiapan fasilitas dan proses seleksi Sekolah Rakyat, memastikan bahwa para calon siswa memenuhi kriteria yang ditetapkan.
Salah satu aspek penting dari seleksi adalah verifikasi administrasi berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) dan Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Proses seleksi dimulai dengan tahap verifikasi administrasi dan dilanjutkan dengan kunjungan ke rumah calon siswa serta pemeriksaan kesehatan. BBPPKS Padang membuka dua kelas, masing-masing untuk 25 siswa, yang telah lolos seleksi awal. Sekolah ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti asrama, perpustakaan, dan aula.
Gus Ipul menekankan pentingnya menjaga transparansi dan akuntabilitas selama proses seleksi dengan melakukan koordinasi intensif bersama pemerintah daerah. Kepatuhan pada prinsip ini bertujuan untuk mencegah praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Gus Ipul juga menegaskan bahwa siswa Sekolah Rakyat harus berasal dari wilayah setempat, tidak dari luar.
Program Sekolah Rakyat diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat kurang mampu. Saat ini, Sumatera Barat akan memiliki dua Sekolah Rakyat, di Padang dan Kabupaten Solok. Pemerintah menargetkan pembangunan 200 titik baru Sekolah Rakyat pada tahun ini, dengan melibatkan partisipasi swasta dan APBN. Sekolah Rakyat ini akan dilengkapi dengan fasilitas lengkap dan dirancang untuk menampung sekitar 1.000 siswa per lokasi. Pemerintah berkomitmen untuk memperluas akses pendidikan bagi keluarga miskin dan miskin ekstrem sesuai dengan visi Presiden Prabowo.
