Bumi Karsa meraih prestasi gemilang sebagai juara 1 dalam kategori 5D Quantity Takeoff Precision pada kompetisi Building Information Modeling (BIM) Nasional yang diselenggarakan oleh PT Glodon Indonesia. Ajang ini menegaskan keseriusan Bumi Karsa dalam menerapkan teknologi digital konstruksi, khususnya BIM, untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam setiap tahapan proyek. Kompetisi BIM diikuti oleh 35 peserta dari berbagai perusahaan di Indonesia, dengan kategori 5D Quantity Takeoff Precision menilai kesesuaian model 3D dengan referensi CAD atau PDF, akurasi hasil penghitungan kuantitas, kualitas presentasi, dan kemampuan komunikasi teknis peserta. Tim BIM Bumi Karsa berhasil masuk dalam 10 besar dan melaju ke tahap final setelah menjalani seleksi daring dengan mekanisme pengunggahan dokumen teknis. Dalam grand final di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, tim Bumi Karsa berhasil mencapai juara 1 dengan presentasi yang memukau. Keberhasilan ini tidak hanya menunjukkan kemampuan teknis tim BIM Bumi Karsa, tetapi juga mencerminkan budaya kerja kolaboratif dan adaptif perusahaan dalam menghadapi perkembangan teknologi digital di sektor konstruksi.
Pallawa Rukka Hamty dan Sudirman Bakhtiar merupakan perwakilan Bumi Karsa yang sukses dalam kompetisi BIM, dengan keikutsertaan mereka membuktikan implementasi BIM di perusahaan bukan hanya sekadar teori, tetapi sudah menjadi praktik nyata. CEO Bumi Karsa, Kamaluddin, menyampaikan bahwa BIM telah menjadi strategi transformasi perusahaan untuk memastikan integrasi digital terhadap seluruh proyek, mulai dari perencanaan hingga manajemen konstruksi di lapangan. Bumi Karsa secara aktif menerapkan BIM dalam pembangunan gedung, infrastruktur, dan fasilitas industri, memungkinkan kolaborasi lini kerja dalam satu sistem digital yang konsisten.
Dengan meraih juara 1 pada Kompetisi BIM Nasional, Bumi Karsa semakin memantapkan posisinya sebagai perusahaan konstruksi yang siap menghadapi masa depan dengan dukungan teknologi digital. Penerapan BIM bukan hanya sebagai upaya kompetisi, tetapi juga sebagai langkah menuju visi industri konstruksi Indonesia yang lebih modern, digital, dan berkelanjutan.
