Ikatan Ahli Arkeolog Indonesia (IAAI) telah mengingatkan agar pemasangan stairlift atau penganjung pada tangga pintu Candi Borobudur tetap memperhatikan kelestarian cagar budaya nasional dan warisan dunia. Borobudur, yang terdiri dari batu andesit, rentan terhadap tekanan dan gesekan, sehingga penggunaan alat tersebut harus diawasi dengan ketat untuk menghindari kerusakan fisik atau citra Borobudur. IAAI menekankan pentingnya menjaga Candi Borobudur sebagai warisan dunia yang telah diakui, sejalan dengan Undang-Undang No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
Rencana pemasangan stairlift di Borobudur terkait dengan kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang dijadwalkan berkunjung bersama Presiden Prabowo Subianto. Pt Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero)/InJourney telah memastikan bahwa pemasangan stairlift dan ramp tidak akan merusak struktur candi, karena prasarana yang dibangun bersifat portable dan tidak menggunakan baut atau bor yang dapat merusak. Teknik sipil yang matang dan kontemplatif digunakan dalam pemasangan untuk memastikan kelestarian situs candi Buddha terbesar di dunia ini.
Pengelola Borobudur diminta untuk memperhatikan dampak-dampak yang mungkin terjadi akibat pemasangan alat tersebut, dengan memprioritaskan pelestarian cagar budaya dan warisan dunia ini. Dengan demikian, diharapkan bahwa pengelolaan Borobudur akan tetap mematuhi pedoman kelestarian dan menghormati nilai sejarah dan kultural dari candi tersebut, tanpa merusak struktur fisik atau citra dari bangunan bersejarah ini. Selain itu, langkah-langkah yang diambil dalam pemasangan alat tersebut harus mempertimbangkan kepentingan dan keselamatan pengunjung serta pelestarian nilai-nilai sejarah dan kearifan lokal yang terkandung dalam Borobudur.