Kendaraan listrik memiliki rentang suhu ideal yang agak sempit di mana mereka beroperasi pada tingkat yang paling efisien. Hal ini ditentukan oleh paket baterai lithium-ion mereka, yang paling baik bekerja pada suhu antara 68 ° F dan 77 ° F (20 ° C dan 25 ° C), tergantung pada bahan kimianya, dan jarak tempuh kendaraan listrik akan menurun drastis jika suhu lingkungan terlalu jauh dari jendela ideal ini.
Pengujian dilakukan di Spanyol Selatan, salah satu wilayah terpanas di Eropa, untuk melihat bagaimana tiga mobil listrik, yaitu Citroen e-C3, Kia EV3, dan Tesla Model 3 Long Range dual-motor bereaksi terhadap suhu ekstrem yang melebihi 104°F (40°C) bahkan mencapai 111°F (44°C). Hasil pengujian menunjukkan bahwa efek dari suhu tinggi tersebut memiliki dampak yang signifikan pada kinerja jangkauan mobil listrik.
Citroen e-C3, mobil terendah dalam rentang harganya, menunjukkan penurunan jangkauan hingga 28,7% dari yang diiklankan, karena harus mengemudi lebih jauh untuk mencari stasiun pengisian daya. Kia EV3 terbukti memiliki jarak tempuh sekitar 32% lebih rendah dari klaim resminya, sementara Tesla Model 3 memiliki efisiensi tertinggi, namun jarak tempuhnya turun sekitar 44% dari yang diiklankan.
Meskipun demikian, baik Kia EV3 maupun Tesla Model 3 menunjukkan ketahanan yang baik terhadap suhu tinggi dan mampu mengisi daya dengan cepat, mendekati waktu pengisian cepat resmi. Sebaliknya, Citroen e-C3 dengan sistem manajemen termal baterai yang lebih sederhana membutuhkan waktu lebih lama untuk pengisian daya karena keterbatasan dalam sistem pengisian daya. Hasil pengujian ini memberikan gambaran nyata tentang dampak suhu ekstrem terhadap jangkauan kendaraan listrik dan pentingnya perawatan baterai yang efisien dalam kondisi lingkungan yang tidak ideal.