Telur Pitan vs Telur Seribu Tahun: Perbandingan Telur Asin Terbaik

by -81 Views

Telur pitan, juga dikenal sebagai telur seribu tahun, berasal dari China dan telah menjadi bagian dari budaya konsumsi makanan dalam keadaan darurat atau sebagai bekal perjalanan. Telur ini sudah ada sejak zaman Dinasti Ming sekitar 500-600 tahun yang lalu, namun popularitasnya mulai mencuat pada tahun 1640. Proses pembuatan telur pitan melibatkan telur ayam, bebek, atau puyuh yang dibungkus dengan campuran pasta tanah liat, abu kayu, garam laut, kapur, dan sekam padi, lalu disimpan dalam gentong atau keranjang selama berbulan-bulan. Proses ini mengubah kimiawi telur, meningkatkan Ph hingga 9 atau lebih, menghasilkan warna gelap pada yolk dan tekstur yang kenyal. Rasa telur pitan sangat kuat dengan aroma yang menyengat, membuatnya sering digunakan sebagai bahan campuran bubur atau disajikan bersama tahu dingin khas China.

Selain mempunyai rasa yang kuat, telur pitan juga memiliki manfaat bagi kesehatan. Telur berwarna hitam ini dapat menurunkan tekanan darah, meningkatkan fungsi hati, kualitas penglihatan, dan mengandung vitamin D yang baik untuk tulang dan otot. Kandungan seleniun di dalam telur pitan berperan sebagai antioksidan untuk melindungi tubuh manusia. Banyak yang percaya bahwa telur pitan merupakan cikal bakal dari telur asin, karena cara pembuatannya juga melibatkan pembaluran telur dengan tanah liat dan garam, mirip dengan pembuatan telur asin. Telur asin disimpan minimal dua minggu hingga 3-4 minggu untuk mencapai tingkat keasinan yang diinginkan.

Di Indonesia, pembuatan telur asin juga dipengaruhi oleh perantau dari China yang mengajarkan cara membuat telur asin sebagai bekal makanan di perjalanan. Seiring perkembangan waktu, telur asin menjadi lauk yang istimewa dan dijadikan sebagai bagian dari ritual keagamaan. Peran telur pitan dalam pengembangan varian telur asin menjadi sesuatu yang menarik untuk dipelajari lebih lanjut.

Source link