Pementasan teater anak “Hikayat Anak yang Sombong” yang diselenggarakan oleh Bengkel Muda Surabaya (BMS) menghadirkan suasana yang ceria dan penuh warna di Balai Budaya Surabaya. Dukungan dari Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudporapar) serta Dinas Pendidikan Kota Surabaya turut memperkuat pertunjukan ini. Kabid Kebudayaan Disbudporapar Kota Surabaya, Fauzi Mustaqim Yos, menyoroti pentingnya teater dalam memelihara nilai-nilai budaya di tengah masyarakat yang beragam.
BMS dijelaskan sebagai garda terdepan dalam upaya pelestarian budaya dan moral generasi muda. Peran signifikan Bengkel Muda Surabaya dalam menghidupkan nilai-nilai budaya dan moral di dalam masyarakat menjadi sorotan utama. Fenomena ini juga disoroti dalam pertunjukan “Hikayat Anak yang Sombong”, yang menampilkan kisah Sangkuriang yang sombong dan bagaimana ia belajar kejujuran dan rendah hati.
Melalui arahan sutradara Heroe Budiarto, pertunjukan ini tidak hanya menghibur tetapi juga memberikan pesan mendalam tentang etika dasar, seperti kejujuran dan ketulusan. Cerita legenda Sangkuriang dari Jawa Barat diolah menjadi pertunjukan musik anak yang memberikan ruang bermain yang kreatif dan edukatif. Di atas panggung, anak-anak belajar untuk bermain dengan spontanitas dan kejujuran, meninggalkan tekanan akan kesempurnaan.
Pentas ini bukan hanya sebatas hiburan semata, tetapi juga sebagai pengingat bahwa seni bagi anak merupakan proses penemuan diri yang penting. Para orang tua juga diberi apresiasi karena telah memberikan dukungan penuh dalam proses latihan dan penampilan anak-anak selama dua hari pertunjukan ini. Melalui pentas ini, Surabaya sepertinya kembali menemukan keceriaan masa kecil, yang jujur, polos, dan penuh kasih.
