Dahulu Rahasia Pencampuran Narkoba dalam Coca Cola

by -93 Views

Coca Cola adalah minuman soda yang sangat disukai oleh banyak orang. Rasanya manis dan menyegarkan dari soda tentu memberikan sensasi yang berbeda saat dinikmati. Namun, rupanya resep rahasia di balik kelezatan Coca Cola dulu pernah menggunakan kokain. Ide untuk menggunakan kokain dalam minuman ini berasal dari John Pemberton, seorang veteran Perang Saudara Amerika dan pencipta Coca Cola.

Awalnya, Pemberton mengalami ketergantungan terhadap morfin. Morfin adalah zat yang sering digunakan untuk meredakan rasa sakit. Saat itu, Pemberton mengalami luka parah di dada dan harus minum morfin untuk meredakan sakitnya. Seiring berjalannya waktu, Pemberton memiliki ide untuk membuat bisnis. Dia ingin memproduksi morfin sendiri dan menjualnya kepada veteran perang yang sakit. Sayangnya, bisnisnya gagal setelah mencobanya. Hingga akhirnya, pada tahun 1866, dia memiliki ide menarik.

Ide tersebut adalah mencampurkan obat pereda sakit tersebut ke dalam minuman soda yang sangat digemari oleh masyarakat. Dia melakukan eksperimen dengan mencampurkan minuman anggur dengan daun koka yang mengandung kokain dan kacang kola yang mengandung kafein. Ternyata minuman tersebut mendapat respon positif dari banyak veteran perang. Mereka tidak perlu lagi minum morfin dan hanya perlu minum minuman buatannya.

“Pada tahun 1866, John Styth Pemberton dari Atlanta, Georgia, memperkenalkan minuman ringan yang diperkaya koka dan dinamai Coca-Cola,” tulis Ernest Small dalam bukunya Top 100 Exotic Food Plant (2011). Sejak saat itu, Coca Cola dijual dengan harga 5 sen per gelas yang tentu saja mengandung kokain. Toko pertama yang menjualnya adalah Jacob’s Pharmacy di Georgia, Amerika Serikat. Coca Cola langsung menjadi minuman favorit masyarakat umum dan meraih popularitas dengan cepat.

Selain itu, Pemberton juga mengklaim bahwa Coca Cola mampu mengobati sakit kepala, nyeri, dan gangguan pencernaan. Meskipun klaim ini tidak memiliki penelitian yang mendukung, masyarakat masih menyukainya. Pada tahun 1888, Pemberton meninggal dalam keadaan miskin dan kecanduan kokain akibat minum Coca Cola secara berlebihan. Setelah itu, perusahaan Coca Cola dibeli oleh apoteker bernama Asa Griggs Candler. Candler kemudian memproduksi Coca Cola secara massal melalui perusahaan The Coca Cola Company.

Bisnis minuman soda ini semakin berkembang pesat. Namun, pada tahun 1929 terjadi perubahan dalam proses produksinya. “Pada tahun tersebut, kokain di dalam Coca Cola dihilangkan setelah 63 tahun,” tulis Ernest Small. Setelah narkoba dihilangkan dari minuman ini, penjualannya semakin meningkat. Dalam hitungan beberapa puluh tahun, Coca Cola menyebar ke luar Amerika Serikat.

Di tahun 1927, Coca Cola sudah masuk ke Indonesia sebagai minuman yang diimpor secara utuh. Di Indonesia yang saat itu masih bernama Hindia Belanda, didirikan pabrik bernama NV De Water Nederlands Indische Mineral Water Fabrieck (Pabrik Air Mineral Hindia Belanda) di Batavia pada tahun 1932 untuk memproduksi Coca Cola. Pabrik tersebut terus beroperasi hingga tahun 1942 dan berhenti selama masa penjajahan Jepang. Setelah tahun 1945, pabrik tersebut kembali beroperasi. Produksi Coca Cola di Indonesia terus meningkat hingga saat ini. Coca Cola merupakan pesaing berat dari Pepsi Cola. Meskipun persaingan antara keduanya pernah ada di Indonesia, namun beberapa tahun terakhir Pepsi telah keluar dari pasar Indonesia.