Harta Pemimpin Muslim Rp 3.000 T Hilang, AS Diduga Terlibat

by -158 Views
Harta Pemimpin Muslim Rp 3.000 T Hilang, AS Diduga Terlibat

Ternyata ada penguasa di suatu negara di dunia yang pernah dinobatkan sebagai pemimpin terkaya di dunia. Muammar Khadafi atau Muammar Gaddafi (ejaan lain: Moammar Ghadafi) memimpin Libya sejak 16 Januari 1970. Hartanya mencapai US$ 200 miliar atau Rp 3.000 Triliun, melebihi kekayaan Raja Arab Saudi, Raja Thailand, dan Sultan Brunei. Namun, kekayaannya itu lenyap saat negaranya diserang Amerika Serikat.

Khadafi dikenal sebagai pemimpin paling berani menentang hegemoni Barat dan berupaya menjalankan syariat Islam dan nasionalisme Arab. Dia mengusir militer AS dan Inggris, serta menasionalisasi perusahaan-perusahaan asing, yang kemudian diatur sepenuhnya oleh negara. Namun, kebijakan Khadafi ini juga merambah pada perebutan paksa perusahaan perorangan, sehingga individu Libya tidak bisa memiliki perusahaan dan semuanya dikelola negara.

Selama 41 tahun berkuasa, Khadafi menggunakan kekuasaannya untuk menambah harta. Dia mengendalikan seluruh perusahaan dengan memasukkan keluarga dan rekan politik ke bagian manajerial. Semua keuntungan dari perusahaan-perusahaan itu mengalir kepadanya. Dia menggunakan uang tersebut untuk hidup bermewah-mewahan, membeli properti mahal di luar negeri, dan mengadakan pesta super mewah. Dia dinobatkan sebagai “pria US$ 200 miliar” oleh majalah Forbes.

Namun, saat rakyat Libya sedang mengalami kesulitan, Khadafi melakukan tindakan korupsi ini. Masyarakat Libya berada dalam cengkraman otoritarianisme dan kemiskinan. Banyak warga yang menganggur dan hidup dalam kondisi miskin. Masyarakat mulai kehilangan kesabaran dan kegelisahan mereka dibarengi dengan kemarahan Barat terhadap kepemimpinan Khadafi.

Pada akhirnya, aksi demonstrasi besar-besaran di dalam negeri dan intervensi AS serta NATO menggoyahkan kekuasaan Khadafi. Pada Oktober 2011, rombongan Khadafi yang sedang kabur diserang oleh pesawat NATO. Khadafi berhasil selamat, tapi kemudian ditemukan dan dibunuh oleh massa pada tanggal 20 Oktober 2011.

Setelah itu, Libya memasuki era baru yang dipenuhi dengan perang sipil. Tidak jelas ke mana perginya seluruh kekayaan Khadafi.