Bangkrut Pensiun karena Harta Rp10 T

by -107 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Bagi sebagian orang, menjadi atlet adalah profesi impian. Apabila berprestasi, maka kehormatan dan kekayaan akan datang dengan cepat. Semakin tinggi level kompetisi, semakin besar pula penghasilan yang didapatkan, bahkan mencapai miliaran rupiah untuk satu orang.

Namun semua ini bersifat sementara karena hanya terjadi pada masa produktivitas atlet tersebut. Ketika usia semakin menua dan atlet tidak lagi produktif, maka era kejayaan yang mendatangkan uang pun berakhir. Atlet terpaksa pensiun dan menjalani kehidupan baru yang seringkali cukup menyedihkan.

Mike Tyson, petinju legendaris, mengalami rangkaian narasi tersebut secara keseluruhan. Setelah pensiun, hidupnya berubah drastis dan ia menghadapi kemiskinan. Beginilah ceritanya.

Dalam otobiografi berjudul “Iron Ambition” (2017), Tyson menceritakan bahwa hidupnya saat kecil sangat sulit, baik secara ekonomi, mental, maupun fisik. Ia sering menjadi korban bully oleh teman-temannya karena memiliki tubuh kecil. Dalam kondisi seperti itu, ia tidak dapat melawan.

Namun, Tyson diselamatkan oleh pelatih tinju bernama Constantine ‘Cus’ D’Amato. Cus mengajari Tyson tentang olahraga tinju, bagaimana cara memukul dan menghindar dari serangan lawan.

Berkat pelajaran tersebut, Tyson mulai bangkit dan berani melawan para perundung. Cus melihat perkembangan Tyson yang pesat dan memutuskan untuk mengarahkannya ke ranah profesional.

Cus mendorong dan melatih Tyson menjadi atlet tinju profesional pada usia 19 tahun. Sejak itu, Tyson mulai meraih kesuksesan dan kegemilangan dalam tinju.

Meskipun tubuhnya kecil, Tyson mampu mengalahkan lawan-lawannya dengan teknik mematikan. Pertandingan yang diikutinya selalu dinantikan oleh banyak orang.

Sepanjang karirnya, Tyson telah mengoleksi 16 gelar juara dunia. Salah satu gelar tersebut ia peroleh pada usia 20 tahun, sehingga ia memecahkan rekor sebagai juara tinju termuda di dunia yang masih belum terpecahkan hingga sekarang. Ia juga berhasil meraih 27 kemenangan tanpa sekalipun mengalami kekalahan.

Kehidupan gemilang tersebut membawa kekayaan yang besar. Pada masa puncaknya, Tyson mampu mendapatkan USD 30 juta atau sekitar Rp400 miliar per pertandingan, seperti diberitakan oleh Insider. Dengan penghasilan tersebut, dalam 2-3 pertandingan saja, Tyson sudah menjadi miliarder.

Penghasilan tersebut belum termasuk keuntungan dari pertandingan dan pendapatan dari sponsor atau iklan. Semua ini membuat Tyson dapat hidup dalam kemewahan. Menurut New York Times, pada tahun 1980-1990-an, kekayaan Tyson mencapai USD 400 juta atau setara dengan USD 700 juta (Rp10 triliun) saat ini.

Sayangnya, Tyson tidak mengelola kekayaannya dengan baik. Ia banyak membeli mobil dan rumah mewah. Ia sempat membeli rumah senilai USD 4 juta atau sekitar Rp 62 miliar di Nevada dan California. Tyson juga pernah membeli kalung 80 karat dengan harga USD 173 ribu.

Tyson sering menghambur-hamburkan uangnya untuk hal-hal yang sebenarnya tidak perlu demi memuaskan keinginan hidup mewah.

Kekayaan akhirnya membuat Tyson terlena dan mengabaikan kehidupan profesionalnya. Ia menjadi malas berlatih dan lebih memilih hidup penuh kesenangan. Ia melupakan bahwa setiap orang memiliki masa kejayaan dan masa kemunduran.

Akibatnya, Tyson selalu kalah dalam pertandingan tinju. Selama terlena dengan kekayaan dan mengalami kemunduran, Tyson terjerat masalah hukum, salah satunya kasus pemerkosaan.

Kehidupan kriminalnya mempengaruhi citra Tyson di mata banyak merek yang tidak lagi mau bekerja sama dengan dirinya. Penghasilan Tyson pun semakin menurun setelah sering mengalami kekalahan tersebut.

Meskipun begitu, gaya hidup konsumeristik Tyson tetap tidak berubah. Ia tetap hidup dalam kemewahan. Pendapatannya tidak mampu menutupi pengeluarannya yang berlebihan.

Semua peristiwa ini membuat Tyson menyatakan dirinya bangkrut pada tahun 2003. Ia tidak memiliki uang lagi dan terpaksa hidup dalam jeratan hutang.

Tyson akhirnya pensiun pada tahun 2005 setelah mengalami beberapa kekalahan beruntun. Saat pensiun, ia sama sekali tidak memiliki kekayaan dan harus memulai mengumpulkan uang dari awal.

Beruntung, setelah hampir 20 tahun setelah pensiun, kehidupan Tyson mulai bangkit. Menurut Insider, pada saat ini, yang dilaporkan telah menjadi miliarder lagi setelah sukses berkarir sebagai aktor dalam berbagai film.

(Artikel ini telah tayang di CNBC Indonesia dengan judul “Mike Tyson: Petinju Legendaris yang Dianggap Bangkrut, Kini Kembali Jadi Miliarder?”) [Gambas:Video CNBC]