“Sultan Hasanuddin: Pejuang Nasional yang Menginspirasi” – prabowo2024.net

by -82 Views

Dalam berlalunya tahun-tahun, seringkali kita melupakan kisah-kisah para pendahulu kita. Terkadang kita lupa dengan sejarah kita sendiri dan ragu akan jati diri kita. Dari Timur Indonesia, kita mengenal Sultan Hasanuddin, yang lahir di Makassar pada tahun 1631. Ia merupakan putra kedua dari Sultan Malikussaid. Belanda menyebutnya De Haantjes van Het Osten, yang berarti Ayam Jantan dari Timur, karena keberaniannya.

Sejak kecil, Sultan Hasanuddin telah menunjukkan jiwa kepemimpinan. Selain cerdas, dia juga pandai dalam berdagang dan memiliki jaringan dagang yang luas. Ayahnya sering melibatkannya dalam pertemuan penting, dengan harapan agar ia dapat menyerap ilmu diplomasi dan strategi perang. Bahkan, ia beberapa kali diutus sebagai delegasi untuk mengirimkan pesan ke berbagai kerajaan.

Pada usia 21 tahun, Hasanuddin diamanatkan sebagai urusan pertahanan Gowa. Setelah menjadi Raja, ia membuat Belanda atau VOC kesulitan. Ia menolak monopoli perdagangan yang diusulkan oleh VOC dan berhasil menggagalkan rencana Belanda untuk menguasai Kerajaan Islam Gowa. Bahkan, Sultan Hasanuddin juga menyatukan kerajaan-kerajaan kecil untuk bersatu memerangi penjajah.

Kerajaan Gowa memiliki peran besar dalam aktivitas perdagangan di seantero Nusantara saat itu. Kehidupan ekonomi Gowa mengandalkan sistem kelautan dan menjadi pusat perdagangan Nusantara dan internasional. Namun, Belanda tertarik untuk merebut kekuasaan kerajaan Islam ini, yang kemudian menimbulkan perseteruan dengan Sultan Hasanuddin dan pasukannya.

Perseteruan ini memunculkan peperangan di Sulawesi Selatan, dan pada tahun 1667, pertempuran berakhir dengan perjanjian Bongaya yang merugikan Sultan Hasanuddin dan rakyatnya. VOC memaksa Gowa-Tallo untuk menerima hak monopoli perdagangan di Timur, mengusir bangsa Barat kecuali Belanda, dan memaksa Gowa untuk menebus denda perang.

Meskipun Sultan Hasanuddin melakukan perlawanan, VOC tetap mendominasi wilayah Makassar. Dan setelah kematian Sultan Hasanuddin pada tahun 1670, Gowa-Tallo pun runtuh.

Sumber: https://prabowosubianto.com/pejuang-nasional-sultan-hasanuddin/

Source link