Perjuangan Bersama Mayor Jenderal TNI (Purn) Suhartono Suratman

by -91 Views

Tono Suratman adalah junior saya yang lebih muda satu tahun. Kami sering bersama-sama dan meskipun perbedaan usia kami satu tahun, saya sangat akrab dengannya. Bisa dibilang bahwa dia seperti adik kandung saya sendiri. Ketika kami masih bujangan, kami sering tinggal di rumah orang tua saya di Kebayoran Baru, di Jalan Kertanegara nomor 4. Saat itu, saya menjabat sebagai Danki dan dia sebagai Danton 1, akhirnya kami berangkat bersama-sama ke Timor Timur. Dia ikut dalam Nanggala 28 dan saya dengan nama sandi Kancil, sedangkan dia memimpin peleton 1 dengan nama sandi Kancil Satu. Saya melihat bagaimana Pak Tono berperan sebagai perwira lapangan.

Sejak muda, sejak menjadi taruna, Pak Tono sangat aktif dalam olahraga. Dia pernah menjadi anggota tim nasional anggar, tim renang di AKMIL, dan juga seorang penembak yang hebat. Ketika dia menjadi perwira muda di Kopassus, dia menonjol dalam karirnya. Ketika saya menjabat sebagai Wakil Komandan Den-81, saya menyarankan kepada Pak Luhut selaku Komandan Den-81 untuk mengangkat Pak Tono sebagai Komandan Pasukan Katak Den-81. Sejak saat itu, saya sering melakukan operasi bersama Pak Tono Suratman.

Dalam perjalanan kariernya, dia akhirnya menjadi komandan grup Parako di Kopassus. Dia juga menggantikan saya sebagai Danpusdikpassus. Kemudian, dia juga memimpin satuan tugas Rajawali yang terdiri dari kompi-kompi terbaik dari semua Kodam. Kompi-kompi itu kami latih khusus dalam taktik-taktik antigerilya yang disebut latihan pasukan pemburu. Setelah dilatih, satuan tugas Rajawali diturunkan di Timor Timur. Satgas ini sangat efektif. Rajawali pemburu ini menjadi cikal bakal dari Batalyon Raider yang dibentuk oleh Jenderal Ryamizard Ryacudu sebagai Kepala Staf Angkatan Darat.

Yang ingin saya ceritakan dalam penilaian ini, saya katakan bahwa Pak Tono selain sebagai atlet anggar, dia juga seorang penembak yang jitu, seorang perenang yang hebat, sehingga dia memimpin Pasukan Katak di Detasemen 81. Jabatannya adalah komandan Tim Pasukan Katak. Latihannya dengan Kopaska Angkatan Laut. Selain itu, dia juga seorang penyelam dan penerjun freefall yang hebat.

Biasanya seorang yang mahir dalam freefall tidak mahir dalam menyelam, atau seorang penyelam tidak mahir dalam freefall. Tetapi Pak Tono mahir dalam freefall dan juga mahir sebagai Pasukan Katak. Pak Tono juga mahir dalam karate, sehingga saya katakan bahwa dia adalah seorang Perwira Angkatan Darat yang dapat dijadikan contoh dan idola bagi anak buah dan bagi generasi penerus.

Saat saya menjabat sebagai Menteri Pertahanan, kami bertekad untuk memperbaiki SMA Taruna Nusantara yang merupakan bentukan di bawah naungan Kementerian Pertahanan. SMA Taruna Nusantara dibentuk oleh Pak Benny Moerdani. Ketika saya menjabat sebagai perwira muda waktu itu sebagai Mayor, saya sempat ikut menyusun konsep awal bagi SMA Taruna Nusantara untuk Pak Benny Moerdani. Pada saat saya menjabat sebagai Menteri Pertahanan, saya mencari orang yang cocok untuk menjadi kepala sekolah. Saya bertanya, “Apakah Pak Tono Suratman bersedia menjadi Kepala Sekolah SMA Taruna Nusantara?”.

“Saya bersedia”, jawab Pak Tono.

Bayangkan, jiwa besar dan patriotisme Pak Tono. Dia pernah menjadi asisten pengamanan Kepala Staf Angkatan Darat, menjadi Pangdam Kalimantan. Dia sudah pensiun, tetapi bersedia menjadi kepala sekolah SMA Taruna Nusantara. Dia menilai SMA Taruna Nusantara sebagai wadah pembentukan kader-kader unggul untuk bangsa dan negara, sebagai tempat pembentukan calon-calon perwira tinggi yang unggul. Pak Tono adalah junior saya yang juga layak dijadikan contoh kepemimpinan oleh generasi penerus.

Bagi perwira muda yang bercita-cita menjadi perwira komando yang baik, Anda harus melatih anak buah Anda dalam bela diri dan keahlian menembak. Jika mereka dapat menembak dengan baik dan memiliki keterampilan bela diri yang baik, mereka akan menjadi tentara yang baik. Keberanian harus diajarkan dan ditanamkan dalam diri prajurit melalui pelatihan yang realistis. Seni bela diri melatih manusia untuk berani, mampu mengatasi rasa takut, dan menahan rasa sakit. (Sumber: https://prabowosubianto.com/berjuang-sama-saya-mayor-jenderal-tni-purn-suhartono-suratman/)

Source link