Nissan Mengambil Langkah Ekstrem untuk Menyelamatkan Dirinya
Keputusan pembatalan merger dengan Honda menjadi bayangan bagi langkah drastis yang diambil oleh Nissan. Dengan langkah ini, Nissan harus berjalan sendiri dan mengambil tindakan sendiri untuk menyelamatkan dirinya tanpa bergantung pada mitra. Meskipun Honda ingin menjadikan Nissan menjadi anak perusahaan, namun Nissan sekarang memutuskan untuk mengatasi masalah sendiri.
Langkah pertama yang diambil adalah memangkas 6.500 pekerjaan di pabrik mobil dan mesin. Ini dimulai dengan pengurangan 5.300 karyawan pada tahun fiskal 25 dan diikuti dengan 1.200 pengurangan lagi pada tahun fiskal 26. Rencana pemutusan hubungan kerja lebih lanjut juga telah diumumkan. Nissan berencana untuk mengurangi kapasitas produksi global sebesar 20% dan menutup tiga pabrik, pertama di Thailand pada kuartal pertama tahun fiskal 2025.
Selain penutupan pabrik dan pemangkasan pekerjaan, Nissan juga berencana untuk mempercepat waktu pengembangan mobil generasi berikutnya. Mereka ingin mempersingkat waktu pengembangan menjadi 37 bulan dan model lanjutan hanya memakan waktu 30 bulan. Langkah lain yang diambil adalah menerapkan strategi “penyederhanaan desain” dan meluncurkan produk-produk baru seperti Rogue hibrida plug-in dan Leaf generasi berikutnya.
Meskipun perusahaan ini menghadapi tantangan besar, Nissan tetap optimis dan tetap mencari peluang kemitraan yang dapat mengembalikan nilai perusahaan. Meskipun merger dengan Honda tidak terjadi, Nissan percaya bahwa mereka masih memiliki potensi untuk berdiri sendiri atau bekerja sama dengan mitra lain untuk bangkit kembali. Melalui langkah-langkah ini, Nissan berharap untuk memperbaiki posisinya dan tetap menjadi salah satu produsen mobil terkemuka di dunia.