TNI Angkatan Darat merespons hasil temuan Komnas HAM terkait insiden ledakan saat pemusnahan amunisi yang tidak layak milik TNI di Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Dalam kejadian tersebut, total 13 orang meninggal, termasuk empat anggota TNI dan sembilan warga sipil. Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat, Brigjen Wahyu Yudhayana, menyatakan bahwa pihaknya menghargai setiap saran dan rekomendasi terkait insiden tersebut dan akan mempertimbangkannya dalam proses evaluasi dan pengambilan keputusan selanjutnya. TNI AD menegaskan komitmennya untuk menerima masukan konstruktif dari berbagai pihak terkait peristiwa tersebut. Komnas HAM sebelumnya melaporkan bahwa kegiatan pemusnahan amunisi melibatkan 21 warga sipil yang bekerja sebagai tenaga harian lepas. Uli Parulian Sihombing dari Komnas HAM menjelaskan bahwa ledakan terjadi saat proses pemusnahan amunisi, yang diduga disebabkan oleh ledakan sisa detonator yang akan dimusnahkan. Sejumlah korban adalah pekerja harian lepas dan dua di antaranya terlibat dalam proses pemusnahan saat ledakan terjadi. Uli juga mencatat bahwa setelah kejadian, warga sekitar sering mengambil sisa-sisa amunisi untuk keperluan pribadi. Semua saran dan rekomendasi akan menjadi pertimbangan dalam proses evaluasi terkait insiden ledakan amunisi di Garut.
Temuan Komnas HAM Ledakan Amunisi di Garut: Respons TNI AS
