Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memberikan tanggapan terhadap upaya orang untuk mempidanakannya akibat kebijakan masuk barak militer bagi pelajar bermasalah di Jawa Barat. Dedi mengungkapkan bahwa berbagai respons terhadap dirinya, baik dalam bentuk kritik, saran, bullying, cercaan, atau upaya pemidanaan, sebaiknya tidak ditanggapi dengan emosi. Menurut Dedi, hal tersebut sebaiknya dihadapi dengan sikap santai, karena mungkin orang-orang tersebut sedang mencari perhatian.
Sebagai Gubernur Jawa Barat, Dedi sering kali mengusung program-program untuk mengedukasi pelajar, seperti mengirim pelajar ke barak militer, menerapkan jam malam, memulai sekolah lebih pagi, dan bahkan menghapus PR. Dedi menjelaskan bahwa program-program ini bertujuan untuk mencerdaskan pelajar dan mencintai generasi muda Jawa Barat agar menjadi generasi yang mumpuni di berbagai bidang profesi, termasuk teknologi, industri, pertanian, peternakan, perikanan, dan kewirausahaan.
Meskipun mendapat laporan dari seorang wali murid bernama Adhel Setiawan ke Bareskrim Polri terkait kebijakannya, Dedi tetap yakin bahwa tindakan yang diambil merupakan langkah yang tepat untuk memajukan pendidikan dan generasi muda di Jawa Barat. Adhel Setiawan melaporkan Dedi karena khawatir anaknya terkena dampak kebijakan tersebut, namun Dedi meyakini bahwa kebijakannya bertujuan baik dan tidak melanggar peraturan yang berlaku. Meski demikian, Adhel Setiawan tetap menyatakan bahwa kebijakan barak militer Dedi melanggar undang-undang perlindungan anak.
Meskipun terdapat pro dan kontra terkait kebijakan yang diusung oleh Dedi Mulyadi, namun ia tetap teguh pada pendiriannya untuk memberikan yang terbaik bagi generasi muda Jawa Barat. Hal ini mencerminkan keseriusan dan komitmen Dedi dalam mencapai visi dan misi pembangunan pendidikan dan generasi muda yang hebat di Jawa Barat.