Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia disambut dengan aksi unjuk rasa aktivis lingkungan di Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Sorong, Papua Barat Daya, saat dalam perjalanan menuju Raja Ampat untuk meninjau tambang nikel. Massa aksi mendesak pemerintah menutup segera tambang nikel yang merusak lingkungan di Raja Ampat, dengan membentangkan spanduk dan pamflet yang menyoroti kerusakan akibat tambang nikel. Rombongan Bahlil tiba di Bandara DEO Sorong dan langsung disambut dengan teriakan massa yang menuntut pencabutan izin konsesi tambang di seluruh pulau Raja Ampat.
Namun, ketika massa hendak masuk ke ruang terminal, Bahlil keluar lewat pintu belakang, memicu kekecewaan dan kemarahan. Para pemuda adat Raja Ampat merasa ditipu karena hanya satu perusahaan tambang nikel yang disebut akan ditutup sementara, sementara perusahaan lain masih beroperasi. Aktivis lingkungan mendesak pemerintah bertindak tegas agar ekosistem Raja Ampat tidak rusak akibat tambang nikel, dan menyuarakan perlindungan terhadap lingkungan agar pembangunan tidak merusak alam.
Para aktivis menegaskan bahwa tindakan tersebut tidak seharusnya merusak lingkungan dan mengingatkan pemerintah agar tidak menutup mata terhadap kerusakan lingkungan demi kepentingan pembangunan. Mendesak untuk bertindak tegas, para aktivis meminta agar ekosistem Raja Ampat dilindungi dan tidak dirusak oleh tambang nikel. Uno Klawen, salah satu pemuda adat Raja Ampat, menegaskan bahwa alam mereka tidak boleh dirampok demi pembangunan yang dilakukan atas nama negara.