Presiden Joko Widodo, dalam pidato virtualnya dari Bali, menegaskan bahwa Indonesia memiliki cadangan minyak dan gas alam yang melimpah, namun untuk jangka panjang, negara ini harus beralih sepenuhnya ke energi terbarukan. Pernyataan tersebut disampaikan pada acara peluncuran proyek energi terbarukan di 15 provinsi serta perluasan produksi minyak mentah sebesar 30.000 barel per hari dari Blok Cepu di Jawa Timur.
Menurut Prabowo, teknologi yang diperlukan untuk mengolah cadangan minyak dan gas alam sudah ada, namun fokus utama haruslah pada tenaga surya sebagai sumber energi masa depan Indonesia. Tenaga surya memiliki potensi untuk membawa kemandirian energi ke setiap lapisan masyarakat, termasuk daerah terpencil. Hal ini dianggap sebagai visi yang kuat untuk masa depan Indonesia yang lebih cerah.
Prabowo juga menyoroti pentingnya energi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memastikan kemandirian nasional. Dengan dimulainya pembangunan lima pembangkit listrik panas bumi sebagai bagian dari program pembangunan 55 fasilitas energi terbarukan baru, Indonesia mengambil langkah awal yang krusial menuju swasembada energi.
Presiden menekankan pentingnya manajemen energi yang baik dan berorientasi pada kepentingan masyarakat, serta mengajak semua pihak, baik pemerintah, perusahaan milik negara, perusahaan swasta, maupun mitra asing untuk bersatu demi mencapai visi energi nasional yang sama. Prabowo menyatakan komitmen pemerintah untuk bekerja sama dengan berbagai pihak guna mewujudkan agenda energi terbarukan yang ambisius.
Indonesia memiliki potensi untuk menjadi salah satu negara yang mencapai target nol emisi karbon tepat waktu, serta menghasilkan energi lebih efisien dengan upaya menyederhanakan rantai logistik yang saat ini mahal. Semua langkah ini merupakan bagian dari upaya besar Indonesia untuk membangun masa depan energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.