Industri kendaraan listrik Cina telah tumbuh secara luar biasa dan menjadi raksasa global yang menarik perhatian CEO Ford, Jim Farley. Menurut Farley, perjalanannya ke Cina telah mengesankan dan meremehkan dampaknya. Dalam kunjungannya ke Cina, Farley terkesan dengan teknologi canggih yang dimiliki oleh kendaraan Cina, menggambarkannya sebagai lebih unggul daripada kendaraan Barat. Perkembangan “smartphone di atas roda” atau kendaraan yang dipandu oleh perangkat lunak telah menjadi sorotan dalam industri otomotif, dengan Tesla dan produsen lainnya berlomba-lomba untuk meningkatkan pengalaman digital di dalam kendaraan mereka.
Perusahaan Cina telah berhasil mengintegrasikan teknologi canggih ke dalam kendaraan mereka, seperti Huawei dan Xiaomi, yang memiliki AI asisten serta fitur-fitur digital yang mengesankan. Hal ini menantang perusahaan mobil Barat untuk bersaing baik dari segi teknologi maupun harga. Di samping itu, BYD, produsen mobil listrik terbesar di Cina, telah merilis mobil listrik Seagull dengan harga yang terjangkau, membuka peluang di pasar mobil global.
Ford, sebagai perusahaan mobil asal AS, kini belajar dari China. Mereka merencanakan peluncuran mobil listrik terjangkau dan telah membangun pabrik baterai LFP di Michigan untuk mendukung produksi mobil listrik mereka. Ford berharap untuk terus bersaing dengan Cina dalam industri mobil global dan belajar dari keunggulan teknologi serta performa mobil Cina. Semua ini membuka peluang baru bagi produsen mobil di AS dan seluruh dunia untuk terus berinovasi dan bersaing di era kendaraan ramah lingkungan.