Partai Solidaritas Indonesia (PSI) akan menggelar rangkaian kongres yang mencakup pemilihan calon ketua umum baru di Solo, Jawa Tengah. Dalam konteks ini, nama Presiden ke-7 RI, Joko Widodo atau Jokowi, yang juga merupakan ayah dari Ketum PSI saat ini, Kaesang Pangarep, masih memiliki pengaruh yang signifikan terhadap partai tersebut. Pelaksanaan kongres di Solo, kampung halaman Jokowi, menegaskan keterkaitan antara PSI dengan Jokowi, disinyalir sebagai strategi elektoral untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas PSI.
Ali Rif’an, Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia (ASI), mengungkapkan dua analisis terkait alasan mengapa Kongres PSI digelar di Solo. Pertama, lokasi tersebut menjadi simbol dari asosiasi PSI dengan Jokowi. Kedua, Ali meyakini Kaesang Pangarep akan kembali memimpin PSI ke depan, meskipun proses pemilihan dilakukan secara demokratis melalui e-voting. Namun, keputusan ini juga menimbulkan tantangan terkait pengkultusan figur tertentu yang dapat memengaruhi stabilitas partai di masa depan.
Sementara itu, Agung Baskoro, Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, percaya bahwa Kaesang akan dipilih kembali sebagai Ketua Umum PSI pada Kongres mendatang. Hal ini juga membuka peluang bagi PSI untuk masuk ke parlemen dengan dukungan dari keluarga Solo. Selain itu, asosiasi keluarga Solo di balik PSI dianggap sebagai strategi politik yang efektif untuk memperkuat partai ke depan. Meskipun terdapat tawaran untuk Jokowi sebagai Ketua Dewan Pembina, keputusan ini masih menunggu penentuan resmi pada Kongres nanti.
Jokowi sendiri menegaskan bahwa ia tidak akan mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSI dan lebih memilih sosok yang lebih muda untuk memimpin partai. Saat ini, terdapat tiga calon ketua umum PSI, yaitu Kaesang, Ronald A Sinaga alias Bro Ron, dan Agus Mulyono Herlambang. Dukungan dari DPW dan DPD partai menjadi faktor penentu dalam proses pemilihan caketum tersebut. Semua kandidat telah memenuhi syarat dan proses pemilihan akan dilakukan sesuai aturan yang berlaku.