Presiden Prabowo Subianto telah menunjuk Djamari Chaniago sebagai Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menko Polkam), menggantikan Budi Gunawan. Djamari, seorang tokoh senior di dunia militer, telah dilantik bersama sejumlah pejabat lain. Ia memiliki pengalaman panjang di bidang militer, pernah menduduki posisi penting seperti Pangdam III/Siliwangi dan Pangkostrad. Djamari juga mendapat kenaikan pangkat jenderal kehormatan dari Prabowo. Peneliti Indonesia Strategic & Defence Studies (ISDS) Edna Caroline menyebut penunjukan ini sebagai pertimbangan senioritas militer. Keputusan Prabowo untuk menunjuk Djamari juga didasarkan pada hubungan personal dan rekonsiliasi masa lalu. Selain itu, Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISSES) Khairul Fahmi menilai Djamari memiliki kredibilitas dan kearifan dalam mengelola dinamika politik dan keamanan. Kehadiran sosok militer sebagai Menko Polkam diharapkan dapat meningkatkan penanganan masalah keamanan yang kompleks. Prabowo juga ingin memastikan tidak terjadi kecolongan dalam pengamanan di level domestik. Keputusan Prabowo untuk memilih Djamari sebagai Menko Polkam juga dipengaruhi oleh kedekatan personal dan pengalaman panjang yang dimiliki Djamari di bidang militer dan politik.
Mengapa Prabowo Memilih Jenderal Djamari Sebagai Menko Polkam?
