Perilaku Sejati yang Dibutuhkan oleh Seorang Pemimpin – prabowo2024.net

by -102 Views

Seorang pemimpin militer akan membentuk kepribadian dan kepemimpinannya dalam pertempuran. Saya merasa beruntung karena mendapatkan pembinaan, penggemblengan, pengasuhan, mentorship dari pelaku perang kemerdekaan dan pelaku operasi militer dalam sejarah awal Republik Indonesia.

Pada saat itu, tidak ada jaminan bahwa Repubik Indonesia bisa bertahan. Karena tidak ada anggaran untuk pemerintah dan tentara. Kebangkitan bangsa ditentukan oleh keputusan ribuan atau puluhan ribu putra-putri Indonesia dari berbagai suku, ras, kelompok etnis, dan daerah.

Mereka dihadapkan pada pilihan antara bergabung dalam perjuangan untuk merdeka atau diam mencari keamanan. Mereka memilih mempertaruhkan nyawa untuk merebut kemerdekaan sehingga kita bisa bebas dari penjajahan yang telah berlangsung selama ratusan tahun.

Mereka inilah yang kita kenal sebagai angkatan ’45. Mereka adalah “generasi pembebas.” Angkatan ’45 ini bisa dikatakan sebagai Generasi Terbaik Indonesia.

Sebagai Taruna Akademi Militer, saya merasa beruntung bisa berinteraksi dengan banyak tokoh dari angkatan ’45. Bahkan keluarga saya sendiri adalah keluarga pejuang, bagian dari angkatan ’45.

Kakek saya, Margono Djojohadikusumo, adalah orang yang dipercaya oleh Bung Karno untuk melanjutkan perjuangan kemerdekaan pada saat Bung Karno dan tokoh nasionalis pribumi ditangkap dan dibuang oleh Belanda ke luar Jawa.

Pada saat itu, Partai Nasional Indonesia (PNI) yang merupakan partai utama dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia telah dibekukan oleh Belanda dan hampir semua tokoh-tokohnya ditangkap. Kakek saya kemudian menyerahkan mandat tersebut kembali ke Bung Karno.

Dua paman saya, Letnan Subianto Djojohadikusumo dan Taruna Sujono Djojohadikusumo juga bagian dari angkatan ’45. Mereka gugur dalam pertempuran melawan tentara Jepang di Lengkong, Serpong, Tangerang Selatan, Banten pada tanggal 25 Januari 1946.

Sementara orang tua saya, Soemitro Djojohadikusumo, bergabung dan berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Beliau juga ikut serta dalam percetakan dan pembuatan uang pertama Indonesia yang dikenal dengan ORI (Oeang Republik Indonesia). Pada usia 29 tahun, beliau menjadi Asisten Pribadi Perdana Menteri RI I, Sutan Sjahrir.

Saya lahir pada tahun 1951, 10 bulan setelah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia. Memori pertama saya adalah mengunjungi Taman Makam Pahlawan tempat dua paman saya dimakamkan, dan mengunjungi rumah kakek saya pada hari Minggu. Dari situlah muncul semangat ’45, suatu semangat menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dan terhormat.

Saya juga beruntung sering berinteraksi langsung dengan tokoh-tokoh angkatan ’45, yang kemudian membentuk kepribadian saya. Para tokoh tersebut adalah pemimpin lapangan yang memberikan pelajaran berharga tentang patriotisme, percaya diri, kecerdasan, humor, dan fleksibilitas.

Saya akan menceritakan kesan-kesan saya terhadap mereka yang saya anggap guru dan panutan saya. Tautan Asli: https://prabowosubianto.com/perilaku-pemimpin-sejati/

Source link