Satyagraha: The Principle that Guides Our Actions

by -74 Views

Oleh Prabowo Subianto, cuplikan dari “Strategi Transformasi Nasional: Menuju Indonesia Emas 2045,” halaman 230-234, edisi softcover keempat.

Saya meminta dukunganmu – dukungan yang nyata, konkret.

Investor besar, yang ingin menjajah tanah air kita, mengklaim bahwa Indonesia mudah untuk dimanipulasi; warganya dan pemimpinnya bisa dibelikan.

Kita berada dalam situasi yang membutuhkan kewaspadaan kita. Kita tidak bisa menjadi puas. Kita perlu waspada, mengingatkan satu sama lain, dan memberikan dukungan. Sebagai bangsa yang signifikan, adalah kewajiban kita untuk melindungi satu sama lain.

Mari kita bersatu. Persatuan itu penting.

Mari kita buktikan bahwa rakyat Indonesia masih memiliki mimpi mulia, bahwa kita memiliki rasa martabat, dan bahwa kita tidak dijual belikan. Rakyat Indonesia menolak untuk dikuasai atau diperbudak. Kita bercita-cita menjadi bangsa yang berhormat.

Kepada semua yang membaca buku ini:

Nyatakan yang benar sebagai benar, dan yang salah sebagai salah. Apakah wajar bahwa kekayaan kita terus mengalir keluar dan kita diharapkan untuk menyetujuinya? Apakah sudah ditakdirkan bahwa rakyat kita hanya melayani orang lain, hanya ada sebagai pasar, atau menerima upah minim?

Jika Anda percaya bahwa situasi ini dapat dibenarkan, maka sikap apa yang harus kita ambil?

Namun, jika Anda menganggapnya tidak adil, dan percaya bahwa kita dapat mengubah dan melindungi kekayaan kita, maka satu-satunya jalan ke depan adalah untuk bangkit dan memimpin rakyat.

Pimpin dengan pengetahuan, dengan hati, dengan rekomendasi, dengan pendidikan, dan dengan komitmen terhadap bangsa kita.

Mari kita teguhkan perjuangan kita dalam “satyagraha,” seperti yang ditunjukkan oleh Mahatma Gandhi di India, Martin Luther King di Amerika, dan Nelson Mandela di Afrika Selatan.

Satyagraha menandakan perjuangan tanpa kekerasan yang tak kenal lelah berdasarkan kebenaran – sebuah perjuangan yang merangkul dan menyatukan semua.

Percayalah bahwa kebenaran akan menang; itu tidak dapat dihancurkan. Yang penting adalah keberanian kita, ketahanan kita, dan kemauan kita untuk berkorban.

Para pendiri bangsa kita – Bung Karno, Bung Hatta, Bung Syahrir, Pak Dirman, Gubernur Suryo, I Gusti Ngurah Rai, dan semua pionir – mengajarkan kepada kita bahwa jika kita tidak menyerah, jika kita berani dan teguh, kebenaran pada akhirnya akan menang. Kita harus siap menghadapi kesulitan dan penderitaan.

Apa pilihan kita? Menyerah dan patuh pada setiap perintah, atau berdiri sebagai bangsa yang berwibawa, memahami dan membela hak kita dan hak rakyat kita?

Kita harus percaya pada kekuatan substansial kita. Sistem pertahanan kita, HANKAMRATA, atau pertahanan total rakyat, telah terbukti efektif terhadap penjajah.

Kekuatan rakyat ini perlu diorganisir dengan hati-hati dan terus-menerus dirawat. Ya, dari satu orang ke orang lain, bangunlah kekuatan ini. Mulailah dengan lima orang, kemudian sepuluh, dan seterusnya. Adakan diskusi. Bicarakan isi buku ini di rumah-rumah Anda. Rencanakan, dan nanti, saya akan mengumumkan langkah tindakan kita.

Jelas, kita dihadapkan pada dua pilihan. Berdiri dengan martabat sebagai bangsa pejuang, atau tetap terjajah selamanya, bangsa pelayan, lemah, dapat dibeli, korup. Pilihan ada dalam diri masing-masing dari kita.

Saya percaya kita bisa, kita harus melakukan transformasi yang signifikan untuk bangsa kita.

Mari kita buktikan bahwa di antara rakyat Indonesia, masih ada mereka yang bermimpi. Mereka yang mencintai negaranya dan berharap Indonesia berdiri dengan martabat, dipimpin oleh pemimpin yang berhormat, berdiri di atas kaki kita sendiri. Bermartabat, kuat, adil, dan makmur. Inilah aspirasi kolektif kita.

Bangun dan peroleh dukungan dari orang-orang di sekitar Anda. Bertemu dan memberi pengetahuan kepada keluarga, teman-teman, tetangga Anda. Buat mereka sadar dan yakin. Jelaskan prinsip dan fakta dalam buku ini. Mendorong mereka, menginspirasi mereka untuk aktif berpartisipasi dalam demokrasi kita.

Informasikan kepada rakyat bahwa negara kita tidak miskin. Beritahu mereka ada solusi untuk masalah-masalah bangsa kita. Beritahu mereka bahwa buku ini berisi keyakinan dan pemahaman tentang bagaimana mengelola ekonomi.

Dalam perjuangan Anda, jangan pernah mengolok-olok atau merendahkan orang lain. Sebaliknya, percayalah pada diri kita sendiri dan selalu pandu rakyat. Katakan kepada mereka bahwa yang benar adalah benar, dan pada akhirnya, kebenaran akan menang.

Ingatlah, semakin banyak pengetahuan yang kita miliki, semakin kuat kita menjadi. Semakin kita merendahkan diri, semakin kita merendahkan hati kita – bukan dalam keraguan diri tetapi dalam kerendahan hati. Semakin kita dilecehkan, semakin sopan kita menjadi. Semakin kita dicela, semakin tegak kita berdiri.

Tidak perlu membalas kebencian dengan kebencian. Tidak ada waktu untuk kebencian. Biarkan orang jahat dihakimi oleh kekuatan yang lebih besar dari kita semua, kekuatan di atas.

Mari kita percaya pada kekuatan di bawah, kekuatan rakyat Indonesia, yang selalu mendukung apa yang benar.

Saudara-saudara, rakyat kita tidak bodoh. Mereka berpikir dengan hati. Mereka akan selalu mendukung kita, asalkan kita terus memperbaiki diri, menguatkan akar kita di tengah-tengah rakyat, selalu menjadi sumber kebenaran, selalu membela kebenaran, selalu memberikan solusi atas masalah rakyat, dan tidak pernah menjadi sumber kerusakan.

Kita tidak boleh diam ketika kita menyaksikan kesalahan dan ketidakadilan. Dan ketika kita melihat penindasan terhadap orang yang kurang beruntung, kita tidak boleh diam. Kita tidak boleh takut untuk membela yang lemah dan tertinggal.

Juga kita tidak boleh bertarung semata-mata untuk mendapatkan posisi kekuasaan. Posisi otoritas harus diperoleh dengan hormat, secara sah, konstitusional, secara demokratis, oleh mereka yang hati-hatinya benar-benar bersama bangsa.

Source link