5 Generasi Keturunan Kaya Raya dengan Pendapatan Rp 300 T dari Masakan Gosong

by -101 Views

Semua orang sepakat bahwa masakan yang gosong adalah bencana. Cita rasa masakan seketika hilang dan digantikan dengan rasa pahit yang dominan.

Namun, pandangan ini tidak berlaku bagi Lee Kam Sheung. Bagi Lee Kam Sheung, masakan yang gosong justru membawanya pada keberuntungan dan kekayaan hingga ia memiliki kekayaan sebesar Rp 300 Triliun.

Kisah ini bermula pada tahun 1888. Lee Kam Sheung adalah pemilik kedai teh di Nanshui, Provinsi Guangdong, China. Ia tidak hanya menjual teh, tetapi juga sup tiram yang sangat disukai oleh konsumennya.

Karena sup tiram yang enak tersebut, kedainya selalu ramai pengunjung dan sering membuat Lee sibuk. Lee bekerja multi-tugas, melakukan semua pekerjaan mulai dari memasak, melayani, hingga mengantar pesanan sendirian.

Pada suatu hari di tahun 1888, kesibukannya membuat Lee lupa diri. Saat itu, Lee sedang merebus tiram di dapur. Namun, karena terus datangnya pelanggan, Lee terpaksa meninggalkan dapur untuk melayani mereka.

Lee melayani setiap tamu dengan serius sampai-sampai ia lupa dengan pekerjaannya di dapur. Sementara itu, rebusan tiram terus mendidih hingga mengeluarkan buih dan menandakan bahwa sudah matang dan seharusnya diangkat. Namun, hal ini tidak mengalihkan perhatian Lee.

Beberapa menit kemudian, aroma yang kuat dari dapur dan asap yang membumbung tinggi mulai tercium di seluruh kedai. Semua orang bingung. Pada saat itulah, Lee terkejut dan teringat sesuatu.

“Darn! Aku sedang merebus tiram di dapur,” ujar Lee.

Ia segera bergegas ke dapur, mematikan api dan membuka tutup panci. Lee terkejut melihat bahwa rebusan tiram tersebut telah berubah bentuk. Airnya menguap dan berubah menjadi coklat gelap. Tiram itu gosong! Tiram tersebut tidak bisa disajikan kepada konsumen.

Meski begitu, Lee tidak langsung membuangnya. Ia mencicipi cairan kental berwarna coklat itu dan terkejut dengan rasanya yang sangat enak.

“Sejak itulah, lahir saus tiram pertama di dunia,” tulis South China Morning Post (SCMP).

Dari kejadian itu, Lee mulai bereksperimen. Ia merebus tiram lagi, kali ini dengan menambahkan rempah-rempah, dan membiarkannya hingga airnya berkurang.

Ternyata, seperti yang sudah diduga, masakan tersebut menjadi lebih lezat. Lee kemudian menyimpan cairan kental itu dalam bentuk saus. Dia menggunakan saus tersebut sebagai campuran dalam resep masakan.

Tak disangka, saus tersebut membuat pengunjung kedainya semakin banyak. Bahkan ada yang ingin membeli saus tersebut saja. Dari sinilah, muncul ide bisnis bagi Lee Kam Sheung. Dia mendirikan perusahaan saus tiram sendiri bernama Lee Kum Kee pada tahun 1888.

Setelah saus tersebut dipasarkan, terbukti bahwa lidah dan masakan orang Asia cocok dengan saus tiram. Sebagai satu-satunya produsen saus tiram, Lee Kum Kee sukses besar pada akhir abad ke-19.

Perusahaan tersebut sudah beberapa kali pindah tempat, dari China ke Makau, dan menetap di Hong Kong hingga sekarang. Setelah Lee Kam Sheung meninggal pada tahun 1932, bisnis Lee Kum Kee dilanjutkan oleh anaknya.

Sampai sekarang, bisnis tersebut sudah berjalan selama lima generasi. Selama periode tersebut, banyak perubahan yang terjadi pada bisnis Lee Kum Kee. Namun, kelezatannya tetap terjaga.

“Lee Kum Kee selalu menjaga rasa dan keberlanjutan bisnis dengan ketat. Untuk bertahan, perusahaan ini selalu menerapkan ajaran filsafat China dan Konfusianisme. Inilah kunci kesuksesan Lee Kum Kee yang telah bertahan selama lebih dari satu abad,” tulis Fu-Lai Tony Yu dan Diana S. Kwas dalam “The Business Success of Lee Kum Kee” (Global Business Review, 2015).

Saat ini, Lee Kum Kee sudah memiliki keberadaan di 100 negara di seluruh dunia. Selain saus tiram, perusahaan ini telah mengembangkan 200 produk beragam.

Semua ini telah menjadi inspirasi bagi perusahaan lain untuk membuat produk serupa. Namun, saus tiram merek Lee Kum Kee tetap tidak dapat ditandingi.

Sekarang, keluarga Lee tercatat dalam daftar orang terkaya ke-4 di Hong Kong dan juga termasuk dalam daftar orang terkaya di Asia versi Forbes pada tahun 2023. Total kekayaannya mencapai US$ 19,3 miliar atau hampir Rp 300 Triliun. Semua ini didapatkan dari kejadian tidak disengaja ketika masakan menjadi gosong.

(Artikel ini telah ditayangkan oleh CNBC Indonesia)