Dari Sampah ke Skincare, Suksesnya Membuat Orang Ini Kaya Raya

by -88 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Semua orang tahu bahwa Vaseline adalah produk penghalus kulit. Namun, belum banyak orang yang tahu bahwa penemuan Vaseline ternyata bermula dari sebuah kebetulan, yaitu ketika Robert Augustus Chesebrough mengumpulkan cairan sampah yang sering dibuang orang.

Kisah ini dimulai pada tahun 1859. Chesebrough adalah seorang ahli kimia dan pedagang yang terlibat dalam bisnis minyak sejak usia 22 tahun. Awalnya, ia menjual minyak tanah yang terbuat dari sperma ikan paus. Namun, setelah ditemukannya minyak bumi di Titusville, Pennsylvania, ia pergi ke sana untuk ikut dalam kegiatan pengeboran minyak.

Seperti yang ditulis William S. Hammack dalam bukunya “How Engineers Create the World” (2011), saat pengeboran minyak tersebut, Chesebrough menemukan sesuatu yang menarik yang membuatnya penasaran. Ketika mesin dikeluarkan dari lubang pengeboran, ada cairan hitam dan lengket yang ikut keluar.

Cairan tersebut selalu dibuang oleh para penambang karena dianggap sebagai sampah. Meskipun demikian, mereka juga menyadari bahwa kadang-kadang cairan sampah tersebut memiliki manfaat tertentu. Ketika terjadi luka bakar, cairan tersebut dapat menyembuhkan luka dengan cepat. Dari sinilah, Chesebrough memutuskan untuk membawa cairan tersebut ke laboratorium.

“Ternyata, cairan tersebut adalah petroleum jelly yang kemudian dipatenkan oleh Chesebrough pada tahun 1872 dengan kode: U.S Patent 128.568,” tulis William. S. Hammack.

Dari hasil paten tersebut, Chesebrough memiliki ide untuk menjual petroleum jelly tersebut secara massal. Selain itu, produk ini juga bermanfaat untuk menyembuhkan luka bakar dan Chesebrough sudah memiliki pabrik sendiri yang sudah berdiri sejak tahun 1870 di New York. Oleh karena itu, pada tahun 1875, ia mulai menjual petroleum jelly tersebut dengan nama: Vaseline.

Dalam situs resminya, Vaseline diambil dari bahasa Jerman (wasser berarti air) dan bahasa Yunani (oleon berarti minyak). Meskipun demikian, penjualan Vaseline oleh Chesebrough tidaklah mudah.

“Chesebrough harus berkeliling New York dari pintu ke pintu untuk menjual Vaseline. Bahkan, ia rela membakar tangannya sendiri dan mengoleskan Vaseline untuk membuktikan bahwa produknya dapat menyembuhkan luka,” tulis David Lingslay dalam bukunya “House of Invention” (2000).

Seiring berjalannya waktu, Vaseline mulai digemari oleh masyarakat. Setahun setelah penjualan pertama, sudah tercatat bahwa lebih dari 1.000 produk Vaseline sudah terjual. Produk ini tidak hanya digunakan untuk mengobati luka bakar, tetapi juga untuk mengatasi masalah kulit yang timbul akibat cuaca dingin, seperti kulit kering, pecah-pecah, dan ruam.

Karena manfaatnya yang luar biasa, banyak orang mulai menyukai produk Chesebrough. Pabrik pun semakin meningkatkan produksi Vaseline dan Chesebrough sendiri juga menjadi kaya raya. Ia memutuskan untuk fokus pada bisnis produk kesehatan ini dan mengabaikan bisnis minyaknya.

Chesebrough meninggal pada tanggal 8 September 1933 pada usia 96 tahun, tetapi perusahaan dan produknya tetap berjaya. Puncak kesuksesan Vaseline di seluruh dunia terjadi pada tahun 1955 ketika perusahaan ini bekerja sama dengan Pond’s Extract Company. Selain itu, popularitas Vaseline semakin meningkat setelah lisensinya dibeli oleh Unilever pada tahun 1987.

Di Indonesia, Vaseline juga menjadi produk kesehatan yang banyak disukai oleh banyak orang. Kehadirannya juga muncul dalam berbagai merek yang berbeda.