Wanita Muda Ini Memiliki Kekayaan Sebesar Rp 70 M di Usia 30 Tahun, Namun Terjerat dalam Penipuan

by -86 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Menjadi orang kaya adalah impian semua orang. Banyak orang bekerja keras agar bisa memupuk kekayaan dan mendapatkan harta. Namun, apa jadinya jika kekayaan yang diperoleh justru berasal dari penipuan?

Setidaknya itulah yang terjadi pada Elizabeth Hormes, perempuan asal AS yang drop out dari Stanford University. Elizabeth diketahui mulai tampil ke publik pada tahun 2014. Dia yang saat itu berusia 30 tahun memperkenalkan diri sebagai pendiri startup bernama Theranos. Mengutip BBC (4/10/2023), Theranos yang dibangun olehnya sejak tahun 2003 sukses memiliki valuasi mencapai US$ 9 miliar atau setara Rp 135 triliun.

Perusahaan itu berupaya mengusung jargon revolusi dunia kesehatan karena mampu menawarkan teknologi yang sangat revolusioner. Perusahaan mengklaim mampu melakukan ratusan tes darah secara massal untuk beragam keluhan medis. Dari mulai kolesterol hingga analisis genetik yang kompleks. Semuanya dilakukan hanya lewat satu tusukan jarum.

Metode ini tentunya dengan cara konvensional soal pengetesan darah. Semua orang tahu untuk mendiagnosis penyakit melalui darah diperlukan langkah-langkah presisi sesuai ilmu kedokteran. Darah diambil, dibawa ke laboratorium, dianalisis, dan dipublikasikan. Prosesnya memakan waktu dan biaya.

Praktis, upaya Elizabeth itu menarik perhatian orang. CNN International tahun 2022 lalu menuliskan banyak pesohor memuji dan mengapresiasi. Seperti Presiden AS George Bush, miliarder terkaya dari trah Walton, hingga pengusaha lain.

Dari sini, aliran investasi mengalir deras. Theranos tidak hanya mampu menggaet investor kelas kakap, tetapi juga berhasil menggaet banyak figur publik ternama untuk menjadi anggota dewan direksi dan komisaris di perusahaan miliknya.

Sejak itu Elizabeth diberi banyak pujian. Dan semua itu semakin menunjukkan kredibilitas Elizabeth sesungguhnya. Berbagai media nasional AS kemudian memuatnya sebagai ‘The next Steve Jobs’ karena kepiawaiannya merevolusi dunia teknologi. Forbes pada tahun 2015 menobatkannya sebagai ’30 under 30′ dengan harta US$ 4,5 juta atau Rp 70 miliar. Lalu, Time memasukkannya ke daftar “Time’s 100 Most Influential People of 2015”. Semuanya memasukkan wajahnya di sampul utama.

Hingga akhirnya, semakin pintarnya bangkai ditutupi, baunya tetap tercium juga. Harian Wall Street Journal (WSJ) mempublikasikan investigasi pada tahun 2015 berjudul “Hot Startup Theranos Has Struggled With Its Blood-Test Technology” dan hasilnya mengungkap Elizabeth dan Theranos terbukti bohong.

WSJ menyebut Theranos terbukti melakukan sebagian besar tes darah yang dipaparkan saat promosi diambil dari lengan, bukan tusukan jarum di tangan. Sejak itulah, banyak pihak curiga. Kecurigaan itu kemudian berujung pada pemutusan hubungan banyak perusahaan dengan Theranos. Semua media nasional yang dulu memuji perempuan kelahiran 3 Februari 1984 ini berubah arah. Tak ada satupun media yang tidak menjulukinya sebagai penipu ulung. Termasuk juga menggembar-gemborkan bahwa Theranos adalah startup bodong. Teknologinya tidak berfungsi sama sekali.

Hingga akhirnya, satu per satu pihak yang dirugikan melakukan tuntutan ke kepolisian atas kasus penipuan. Pada posisi ini Elizabeth pun kalang-kabut dan berupaya membela diri. Namun, itu semua sia-sia. Mengutip New York Times, pada tahun 2018 Theranos pun bubar. Puncaknya terjadi pada November 2022 lalu saat dia diputuskan bersalah dan dijatuhi hukuman 11 tahun dan 3 bulan penjara, serta denda US$ 452 juta atau Rp 6,7 triliun.

Seluruh hartanya senilai Rp 70 miliar juga disita. Kini, dia berada di balik jeruji besi sebagai seorang pesakitan miskin yang beraktivitas jauh dari bergelimang harta.

Artikel Selanjutnya:
Kisah “Perempuan 1 Juta Dolar”, Dulu Tajir Kini Gelandangan

(mfa/sef)