Sembelit Membawa Keberuntungan, Kekayaan Rp 229 Meningkat

by -104 Views

Semua orang setuju bahwa penyakit adalah musibah. Namun, ada yang percaya bahwa di balik musibah tersebut terdapat kemudahan dan keberkahan.

Itulah yang dialami oleh keluarga Edward di Utah, Amerika Serikat (AS). Rasa sakit yang diderita oleh salah satu anggota keluarga mereka justru menjadi inspirasi untuk memulai bisnis yang sukses dan menghasilkan keuntungan.

Ceritanya dimulai ketika ibu dari dua anak, Judy Edwards, mengalami sembelit saat buang air besar (BAB). Setiap kali ingin buang air besar, Judy selalu merasa sulit.

Ia sudah mencoba berbagai obat namun tidak ada hasil yang memuaskan. Malah, sembelitnya semakin parah seiring berjalannya waktu.

Kondisinya semakin parah setelah Judy didiagnosis menderita ambeien atau wasir. Hal ini semakin membuatnya kesulitan.

Hingga pada suatu waktu pada tahun 2010, Judy bertemu dengan seorang terapis. Terapis tersebut menyarankan Judy untuk mengubah cara dia buang air besar.

Perlu diketahui, di Amerika Serikat, orang-orang menggunakan toilet duduk saat buang air besar. Namun dari segi medis, toilet duduk kurang efektif karena tidak memberikan tekanan pada perut sehingga proses pembuangan feses menjadi lebih sulit.

Sementara itu, toilet jongkok membuat proses pembuangan feses menjadi lebih lancar karena adanya tekanan pada perut yang mengurangi kapasitas perut. Oleh karena itu, Judy akhirnya harus jongkok saat buang air besar karena toilet di rumahnya adalah model duduk.

Dari situlah Judy berusaha mencari cara untuk bisa jongkok di atas toilet. Namun, semua upayanya gagal dan tidak nyaman.

Saat Judy mengalami kesulitan ini, anaknya yang bernama Bobby membuatkan kursi jongkok dari kayu. Kursi tersebut digunakan sebagai penyangga kakinya agar proses buang air besar Judy menjadi lancar.

Berkat bantuan dari sang anak, Judy akhirnya merasa nyaman dan proses buang air besar menjadi lebih mudah. Judy selalu menggunakan kursi buatan anaknya tersebut.

Di Indonesia, kursi jongkok bukanlah barang yang asing. Benda ini sering ditemui di tukang perabot dan dijual dengan harga yang terjangkau.

Namun, di Amerika Serikat, kursi jongkok menjadi sesuatu yang aneh. Keanehan ini semakin meluas ketika Edward, anak kandung Judy, membagikan kursi jongkok buatan Bobby kepada teman-temannya yang juga mengalami sembelit saat perayaan Natal.

Tak disangka, benda tersebut menjadi sangat populer. Orang-orang Amerika Serikat terkesan dengan kursi jongkok tersebut.

Banyak orang yang mendorong keluarga Edward untuk menjual kursi jongkok tersebut secara komersial. Akhirnya, dengan modal sebesar US$35.000, keluarga tersebut memulai produksi kursi jongkok dengan merek Squatty Potty dan menjualnya melalui website keluarga.

Judy memutuskan kursi tersebut harus terbuat dari plastik agar harganya terjangkau. Tak disangka, mereka mendapatkan pesanan besar pertama sebanyak 2.000 unit Squatty Potty dari China.

Sejak itu, penjualan Squatty Potty semakin meningkat. Bahkan pada tahun pertama, keluarga tersebut berhasil meraup keuntungan sebesar US$1 juta atau sekitar Rp16 miliar.

Sekarang, keluarga Edward sudah mendapatkan investasi sebesar US$350.000 dari Shark Tank. Keluarga tersebut berhasil mendapatkan keuntungan sebesar US$15 juta atau sekitar Rp 229 miliar.