Makam Kebon Jahe Kober di tepi Kali Krukut, Tanah Abang, Jakarta Pusat, adalah tempat peristirahatan Soe Hoek Gie (aktivis mahasiswa tahun 1960-an). Foto: encyclopedia.jakarta-tourism.go.id
Makam Kebon Jahe Kober, yang terletak di tepi Kali Krukut, Tanah Abang, Jakarta Pusat, didirikan pada tahun 1795 dengan luas lahan 5,9 hektare. Di tempat ini, terdapat makam istri Gubernur Jenderal Inggris Sir Thomas Stamford Raffles, Olivia Marianne Raffles, hingga Soe Hoek Gie (aktivis mahasiswa tahun 1960-an).
Banyak tokoh terkenal dikebumikan di Kebon Jahe Kober, seperti Mayjen J.H.R Kohler (komandan tentara Belanda yang tewas di Aceh), Dr J.L.A. Brandes (ahli sejarah purbakala Hindu Jawa di Indonesia), Dr H.F. Roll (pendiri STOVIA, Sekolah Tinggi Dokter di Batavia), dan Pieter Eberveld (orang yang dihukum dengan ditarik kuda dari empat arah).
Tidak hanya itu, tokoh-tokoh gereja Katolik Batavia/Jakarta juga dimakamkan di tempat ini, seperti Mgr Carel Claessens, pastor N Drijarjara SJ, beberapa pastor Jesuit, suster-suster Ursulin, dan tokoh-tokoh lainnya.
Makam Kebon Jahe Kober lebih tua daripada beberapa pemakaman terkenal di dunia, seperti Fort Cannin Park di Singapura (1926), Gore Hill Cemetery di Sidney (1868), La Chaise Cemetery di Paris (1803), Mount Auburn Cemetery di Cambridge (1831), serta Arlington National Cemetery di Washington DC (1864).
Makam ini dibangun oleh orang Belanda karena tingginya angka kematian di Batavia pada saat itu akibat kondisi kota yang padat dan tidak sehat. Pada tahun 1975, Makam Kebon Jahe Kober ditutup dan dibongkar oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin. Jenazah-jenazah kemudian direlokasi ke Belanda, pemakaman Menteng Pulo, dan pemakaman umum lainnya seperti Tanah Kusir.
Kompleks pemakaman Kebon Jahe Kober kemudian diubah menjadi Museum Taman Prasasti dan diresmikan oleh Ali Sadikin pada 9 Juli 1977. Di museum ini terdapat sekitar 1.200 prasasti makam yang telah ditata, serta duplikat kereta jenazah dan dua peti jenazah asli Soekarno dan M Hatta.