Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah melaksanakan operasi modifikasi cuaca (OMC) untuk mengantisipasi potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan akan terjadi di sejumlah wilayah di Jawa Timur. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, Gatot Soebroto, menyatakan bahwa operasi ini dilakukan setelah adanya koordinasi antara Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Gatot menegaskan bahwa penting bagi masyarakat untuk terus memantau perkiraan cuaca karena cuaca ekstrem dapat memicu berbagai bencana seperti banjir bandang, tanah longsor, dan angin puting beliung. Sebagai langkah antisipasi, BPBD Jawa Timur telah menetapkan status siaga di 38 kabupaten/kota sehubungan dengan prediksi cuaca ekstrem yang dapat terjadi di 22 daerah di Jawa Timur.
Seluruh kepala BPBD kabupaten/kota sudah siap siaga dan seluruh perlengkapan serta logistik yang diperlukan untuk penanganan bencana telah didistribusikan ke daerah. BMKG Juanda memperkirakan cuaca ekstrem berpotensi terjadi hingga 17 September 2025 di daerah-daerah seperti Bondowoso, Jember, Malang, Mojokerto, Probolinggo, Banyuwangi, dan daerah lainnya. Masyarakat di daerah dengan topografi curam atau bergunung diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana yang dapat terjadi.
