Hasil survei Median mengungkap tingkat kepuasan publik terhadap satu tahun pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming. Menurut survei tersebut, sebanyak 68,9 persen responden menyatakan puas dengan kinerja pemerintahan Presiden Prabowo-Gibran, sementara 25,2 persen tidak puas. Pertanyaan umum survei tersebut adalah seberapa puas responden dengan kinerja pemerintahan Prabowo-Gibran saat ini.
Survei juga memperinci bahwa sebanyak 49,9 persen responden puas dan 19 persen sangat puas. Sementara itu, 25,2 persen menyatakan tidak puas, dengan rincian 20,4 persen tidak puas dan 4,8 persen sangat tidak puas. Mayoritas responden yang puas mengutip program makan bergizi gratis (MBG) sebagai penyebab kepuasannya.
Sementara itu, ketidakpuasan responden disebabkan oleh beberapa hal, seperti kasus keracunan MBG, kesulitan mencari pekerjaan, korupsi, program yang tidak berjalan dengan baik, dan kehadiran menteri yang dianggap tidak kompeten. Selain itu, survei juga menunjukkan lima menteri yang paling disukai oleh masyarakat.
Sebelumnya, Poltracking Indonesia juga merilis survei kepuasan publik atas kinerja pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming yang mencapai 78,1 persen. Hasil survei ini melibatkan 1.220 responden dan dilakukan dengan metode multistage random sampling. Selain itu, survei juga mengungkap tingkat kepuasan terhadap program makan bergizi gratis (MBG) yang menuai sorotan dalam beberapa waktu terakhir.
Hasil survei Median menunjukkan tingginya tingkat kepuasan publik terhadap program MBG. Sebanyak 63,9 persen responden menyatakan puas dengan program tersebut, sedangkan 34,6 persen menyatakan tidak puas. Responden yang puas dengan program MBG mengutip beberapa alasan, seperti peningkatan gizi, bantuan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan kegembiraan anak-anak. Namun, ada juga responden yang tidak puas dengan program tersebut, terutama karena kasus keracunan yang terjadi.
Prabowo sendiri sempat menyebut angka keracunan penerima manfaat program MBG secara statistik, menyatakan bahwa angka keracunan tersebut sangat rendah. Beliau menyebut bahwa angka keracunan MBG hanya sekitar 0,0007 dari seluruh penerima manfaat, yang menunjukkan keberhasilan program tersebut sebesar 99,99 persen.





