Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Jakarta, Arlyana Abubakar, optimis bahwa pada tahun 2024 pertumbuhan ekonomi Jakarta akan mencapai 5 persen. Foto: Ist
JAKARTA – Tidak lagi menjadi Ibu Kota Negara, ekonomi Jakarta diperkirakan tetap akan mengalami pertumbuhan. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Jakarta, Arlyana Abubakar, optimis bahwa pada tahun 2024 pertumbuhan ekonomi akan mencapai 5 persen.
“Untuk keseluruhan tahun 2024, perekonomian Jakarta diperkirakan akan tumbuh dalam kisaran 4,80% – 5,60% (yoy), dari 4,96% pada tahun 2023,” ujar Arlyana, Kamis (16/4/2024).
Dia yakin bahwa kenaikan pertumbuhan ekonomi lebih disebabkan oleh dukungan penyaluran kredit yang tumbuh tinggi sebesar 13-15%. Termasuk dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga dan investasi diprediksi tetap akan menjadi pendorong ekonomi Jakarta pada tahun 2024.
Selain itu, ada juga peningkatan konsumsi rumah tangga yang didukung oleh keyakinan konsumen yang kuat, banyaknya acara MICE (Meeting, Incentives, Conference, and Exhibition) dan event, serta penyelenggaraan Pemilu 2024. Kondisi tersebut didukung juga oleh investasi proyek strategis nasional yang bersifat multitahun.
Bank Indonesia juga waspada terhadap hambatan yang bisa menghambat pertumbuhan ekonomi. Sebab, sepanjang tahun 2024 tercatat ada tiga risiko yaitu perlambatan ekonomi global, konflik geopolitik yang semakin meluas, dan suku bunga The Fed yang tetap tinggi.
Dalam menghadapi pertumbuhan ekonomi Jakarta yang diprediksi akan naik, Bank Indonesia akan memperkuat sinergi dan kolaborasi yang sudah baik. Upaya-upaya seperti mendorong semakin tingginya kegiatan MICE dan event (musik, olahraga, dan lainnya) di Jakarta dengan memfasilitasi kemudahan dan kecepatan izin sekaligus promosi pariwisata Jakarta akan terus dilakukan.
Usaha juga diberikan kepada UMKM untuk lebih kreatif sehingga bisa bersaing secara global dan meningkatkan investasi. “Kami juga mendorong percepatan program sinkronisasi (pengelolaan sampah, penanganan banjir, infrastruktur, air minum, dan energi) Jabodetabek Puncak dan Cianjur melalui kawasan aglomerasi,” ujar Arlyana.
Termasuk dalam meningkatkan ekosistem digital dengan mendorong penggunaan QRIS. Bank Indonesia terus mensosialisasikan penggunaan QRIS ke Kepulauan Seribu. “Sejauh ini pengguna QRIS tertinggi ada di Jakarta Selatan dan Jakarta Barat,” kata Arlyana.