Harta Karun Palestina yang Menakjubkan Direbut oleh Israel

by -96 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Pertempuran antara Israel dan Hamas terus berlanjut tanpa ada tanda-tanda penurunan dalam satu bulan terakhir. Situasi semakin memburuk dan korban terus berjatuhan, baik dari pihak militan maupun rakyat sipil yang tidak bersalah.

Pertempuran ini merupakan lanjutan dari konflik yang telah berlangsung sejak tahun 1948. Rakyat Palestina menjadi yang paling terdampak dalam konflik ini. Hak-hak hidup mereka terus direnggut oleh pemerintah Israel.

Sebelum deklarasi negara Israel oleh David ben-Gurion pada tahun 1948, banyak analis memprediksi bahwa rakyat Palestina akan sejahtera dan makmur. Karena mereka tinggal di atas sejumlah kekayaan alam yang luar biasa.

Ada dua sumber daya alam potensial di wilayah Palestina, menurut A. Bonne, seorang geolog yang mempublikasikan riset “Natural Resources of Palestine” pada tahun 1938.

Sumber daya pertama adalah air. Di Timur Tengah yang kering, air sangat berharga dan menjadi sumber kehidupan. Palestina diberkahi dengan air yang melimpah. Masyarakat Palestina bisa menggunakan air tersebut untuk pertanian dan perkebunan serta sebagai sumber energi listrik melalui pembangkit listrik tenaga air.

Sumber daya kedua adalah mineral. Palestina memiliki banyak kekayaan mineral seperti kapur, basal, tembaga, mangan, dan aspal. Palestina juga memiliki potensi besar dalam bidang minyak bumi.

Namun, sejak pendudukan pertama Israel, rakyat Palestina kehilangan kendali atas sumber daya alam mereka, termasuk pasokan air. Otoritas Israel secara sah melanggar hukum internasional dengan menyita kepemilikan air rakyat Palestina.

Israel juga mengontrol akses terhadap minyak bumi di Palestina. Israel secara sah melanggar berbagai hukum internasional, termasuk Konvensi Jenewa dan Hak Asasi Manusia, dengan mengambil alih kekayaan alam Palestina.

Oleh karena itu, kasus perebutan sumber daya alam ini terus berlangsung hingga sekarang. Israel menggunakan ini sebagai senjata andalan mereka dalam konflik ini.