Seseorang Didukung oleh Donald Trump dengan Budget Rp 16 T setelah Dikerjai

by -126 Views

Guo Wengui, yang juga dikenal dengan nama Kanton Ho Wan Kwok, Miles Guo, dan Miles Kwok, adalah seorang pengusaha yang sebelumnya menjadi orang terkaya di China. Dia memegang kendali atas Beijing Zenith Holdings dan aset lainnya. Namun, belakangan terungkap bahwa Guo sebenarnya adalah seorang penipu ulung dan telah mendapatkan kekayaannya melalui penipuan.

Awalnya, Guo benar-benar serius dalam melakukan bisnis. Bagi Guo, bisnis adalah satu-satunya cara untuk menjadi kaya dan memperbaiki hidupnya. Guo mulai berbisnis pada usia 13 tahun, menjual pakaian dan barang elektronik. Namun, bisnisnya tidak bertahan lama karena dia ditahan oleh polisi atas tuduhan memberi dana kepada mahasiswa selama demonstrasi Tiananmen pada tahun 1989. Dia dijatuhi hukuman penjara selama 22 bulan.

Saat dipenjara, Guo bertemu dengan seorang narapidana yang mengubah hidupnya. Setelah dibebaskan, narapidana tersebut mengajak Guo untuk bekerja di perusahaan milik taipan Hong Kong, Xia Ping. Dari situlah Guo belajar banyak tentang bisnis dan akhirnya berhasil menjalankan perusahaannya sendiri, yaitu Big Boss Furniture. Dia juga terlibat dalam beberapa proyek prestisius, termasuk pembangunan gedung pencakar langit di kota Zhengzhou. Guo mendirikan perusahaan properti Zhengzhou Yuda dan membangun Yuda International Trade Centre, gedung tertinggi di kota tersebut. Selain itu, dia juga berhasil membangun pusat perbelanjaan Pangu Plaza di Beijing, yang membuatnya semakin terkenal dan dipercaya oleh banyak orang.

Pada tahun 2015, Forbes menobatkan Guo sebagai orang terkaya ke-73 di China dengan kekayaan sebesar US$1,1 miliar atau sekitar Rp16,9 triliun. Namun, kesuksesan Guo ini terjadi dalam konteks yang patut dipertanyakan. Otoritas China sempat menetapkan Guo sebagai tersangka dalam kasus korupsi dan penipuan. Namun, sebelum ditahan, Guo melarikan diri dari China dan menetap di Amerika Serikat pada tahun 2014. Dia menjadi buronan yang dicari oleh kepolisian China.

Setelah tiba di Amerika Serikat, Guo memulai bisnis dari nol dengan menggunakan kekayaan yang dia bawa dari China. Dengan reputasinya, dia dengan mudah mendapatkan relasi dan bahkan menjalin kemitraan bisnis dengan Presiden Donald Trump. Hubungannya dengan Trump membawanya mendapatkan perlindungan ketika Interpol berusaha menangkapnya atas permintaan polisi China.

Meskipun memiliki banyak aset di Amerika Serikat, termasuk kapal pesiar senilai US$37 juta dan rumah mewah di New Jersey bernilai triliunan rupiah, keberuntungan bisnis Guo di Amerika Serikat tidak bertahan lama. Setelah Trump meninggalkan jabatannya, Guo menjadi target kepolisian, dan akhirnya ditangkap atas tuduhan penipuan pada 15 Maret 2023. Dia didakwa telah menipu ribuan pengikutnya melalui skema investasi dengan total kerugian lebih dari US$1 miliar atau sekitar Rp15 triliun.

Kasus ini bermula ketika Guo mengajak para pembelot dari China yang tinggal di luar negeri untuk berinvestasi dalam perusahaan medianya, GTV. Guo meyakinkan mereka bahwa keuntungan akan dibagikan sesuai dengan laba perusahaan. Namun, uang yang dikirim oleh para pembelot tersebut malah digunakan oleh Guo untuk membeli barang-barang mewah. Hal ini berarti bahwa barang-barang mewah yang dipamerkan oleh Guo sebenarnya diperoleh dari uang hasil penipuan.

Tidak hanya dihadapkan dengan kasus penipuan, Guo juga akan didakwa atas kasus pencucian uang, konspirasi, dan penipuan sekuritas. Semua harta miliknya telah disita dan dia menyatakan diri bangkrut di pengadilan. Dengan demikian, Guo mengalami kejatuhan keuangan yang signifikan.