UMKM Asal Sangihe Dibawa oleh SETC dalam Trade Indonesia Expo 2023

by -175 Views

PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), melalui Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) bekerja sama dengan Duta Ekspor Indonesia Timur untuk mencetak pelaku UMKM yang dapat menembus pasar ekspor, termasuk dari Indonesia Timur.

Dalam rangka Program Keberlanjutan “Sampoerna Untuk Indonesia” bersama Yayasan Business & Export Development Organization (BEDO), SETC melakukan berbagai upaya untuk membuka akses pasar di dalam dan luar negeri. Setelah melalui seleksi, pendampingan, dan pelatihan, Sampoerna membawa Dekema untuk mengikuti pameran Trade Expo Indonesia 2023 di ICE BSD, Tangerang, Banten. Ini adalah pengalaman pertama bagi Marvio.

Marvio B. Pantas (28 tahun), pemilik UMKM Dekema, memiliki minat dalam melakukan pemberdayaan masyarakat yang mendorongnya untuk memulai usahanya. Dekema membantu petani asal Pulau Sangihe, salah satu pulau terluar Indonesia, dalam memasarkan produk mereka. Dekema, yang berdiri sejak tahun 2021, saat ini menjadi Duta Ekspor Indonesia Timur yang mewakili Provinsi Sulawesi Utara.

Marvio mengatakan sebagai UMKM dari pulau terluar, ia merasa bangga dapat ikut serta dalam Trade Expo Indonesia 2023. Melalui ajang ini, ia berharap produk komoditas unggulan asal Sangihe seperti olahan pala, vanila, dan minyak kelapa dapat dikenal secara luas dan diekspor dengan nilai tambah, bukan hanya sebagai bahan baku.

“Saya berharap melalui Trade Expo Indonesia kami dapat memperkenalkan produk kami di daerah sekaligus membuka akses pasar dan berkenalan dengan pembeli untuk ekspor,” ujar Marvio di sela-sela Trade Expo Indonesia 2023.

Marvio bercerita bahwa sejak kuliah, ia ingin kembali ke desa dan memiliki usaha. Setelah aktif di berbagai organisasi, lulusan Sastra Inggris dari Universitas Negeri Manado (UNIMA) ini melihat banyak potensi ekonomi di desa, terutama dalam komoditas.

Pada awalnya, pada tahun 2020, Marvio aktif dalam mengedukasi petani untuk menggarap potensi lokal di Pulau Sangihe. Namun, seiring berjalannya waktu, muncul kebutuhan untuk menciptakan produk dengan nilai ekonomi yang lebih tinggi.

“Jika tidak ada produk yang bisa dijual, rasanya tidak lengkap karena para petani membutuhkan sesuatu yang nyata. Pada tahun 2021, kami memulai produksi minyak kelapa,” papar Marvio.

Setelah yakin dengan prospek usahanya, Marvio meminjam uang dari keluarganya sebesar Rp50 juta untuk memulai usaha Dekema. Dana tersebut digunakan untuk membeli peralatan dan keperluan lainnya. Berkat kerja keras, usaha Dekema berhasil melunasi pinjaman dan mulai menguntungkan.

Bergabungnya Marvio sebagai Duta Ekspor Indonesia Timur bermula dari informasi terkait program ini ketika ia bertugas sebagai pendamping desa di Toraja dalam Program Patriot Energi Kementerian ESDM. Bersama dengan Duta Ekspor lainnya dari Indonesia Timur, Marvio kemudian mengikuti sejumlah pelatihan dari SETC dan BEDO di Bali yang berfokus pada peningkatan kapasitas kewirausahaan dan ekspor.

“Setelah mengikuti pelatihan dengan Sampoerna, saya belajar banyak hal, seperti mengapa perlu melihat komoditas di desa dan mengapa perlu melakukan ekspor. Saya menyadari bahwa ini tidak mudah tapi bisa dilakukan,” katanya.

Saat ini, Dekema telah menjalin kemitraan dengan 50 petani di dua desa di Pulau Sangihe. Melalui pelatihan dan pendampingan SETC dan BEDO, Marvio menemukan tiga tantangan dalam pemasaran produk komoditas asal Sulawesi Utara dan Pulau Sangihe, terutama dalam mencapai ekspor.

Pertama, banyak komoditas di desa tidak seragam dalam hal kualitas yang diminta oleh pembeli. Kedua, keberlanjutan produk karena mayoritas penduduk desa bekerja berdasarkan musim. Ketiga, tantangan dalam transportasi untuk mengirimkan barang ke luar negeri.

“Harapan saya adalah pendampingan dan pelatihan dari SETC ini dapat terus berlanjut karena sangat membantu,” katanya.

SETC adalah program pelatihan kewirausahaan terintegrasi yang berdiri sejak tahun 2007. SETC memiliki fasilitas pelatihan di lahan seluas 27 hektar di Pasuruan, Jawa Timur. SETC aktif memberikan pelatihan kewirausahaan yang terpadu, mulai dari keterampilan “soft skills” hingga keterampilan “hard skills”, untuk meningkatkan kapasitas dan membantu UMKM lebih maju.

Hingga akhir tahun 2022, SETC telah memberikan pelatihan kepada lebih dari 67.000 peserta dari seluruh Indonesia. Selain pelatihan, SETC juga mendukung riset terapan, pendampingan dan jaringan pasar, konsultasi usaha, serta jaringan UMKM.

Sementara itu, BEDO adalah yayasan nirlaba yang berpusat di Bali yang fokus pada pendampingan dan pelatihan UMKM untuk ekspor. Marvio menjelaskan bahwa saat ini mayoritas produk Dekema seperti pala, vanila, dan minyak kelapa dipasarkan di Manado. Masyarakat umum dapat memesan produk Dekema melalui media sosial seperti Instagram @de_kema20. Saat ini, Dekema juga sedang merintis produk baru seperti minuman isotonik pala.

“Ini sudah dekat akhir tahun, jadi ketika keluarga berkunjung, kami menyajikan dan menukarnya sebagai oleh-oleh. Jika responnya positif, kami akan serius mengembangkannya,” tutupnya.